20. Mabuk

508 59 6
                                    

Happy Reading
.
.

Naruto sudah selesai menghidangkan makanan ketika dua pria yang ia kenali sampai di meja makan.

"Duduklah!"

Itachi dan Sasuke duduk berhadapan.

Dengan telaten Naruto mengambil makanan untuk Itachi kemudian menaruhnya di hadapan pria itu, selanjutnya dia juga melakukan hal yang sama pada Sasuke.

"Makanlah!" Setelah melayani dua pria itu, Naruto kemudian mengambil sarapan untuk dirinya sendiri. Gadis itu memilih duduk di samping Itachi.

Makan pagi di tengah keluarga itu berlangsung hikmat, sesekali Sasuke dan Itachi membahas masalah kantor.

"Kakak hari ini ke kantor?" tanya Naruto pada Itachi.

"Hn." Itachi hanya bergumam karena dirinya masih sibuk mengunyah makanan.

"Paman memberiku cuti selama seminggu, aku bosan. Bolehkah aku mulai bekerja hari ini, Kak?" pinta Naruto.

"Tidak masalah, daripada kamu sendirian di rumah lebih baik kamu ke kantor saja," jawab Itachi.

"Kita bisa berangkat bersama," usul Sasuke.

"Hn," angguk Itachi.

"Terima kasih Sasuke," ucap Naruto.

"Hn." Seperti Itachi, Sasuke hanya ber 'Hn' saja sebagai jawaban.

Sasuke kembali menyuap makanannya, tapi sendok yang dipegangnya menggantung di bawah mulut saat tak sengaja matanya melihat ke jari manis Naruto. Di sana melingkar cincin emas peninggalan sang ibu. Penasaran, matanya beralih pada tangan sang kakak.

DEG

Sasuke tersenyum miris melihatnya, mantan kekasih dan kakak kandungnya kini sudah semakin terikat kuat dengan cincin pernikahan yang melingkari masing-masing jari mereka dan itu tanda baginya bahwa Naruto sekarang sudah resmi menjadi milik Uchiha Itachi. Sakit mengetahui fakta itu namun dia tak bisa menolaknya.

🍁🍁🍁


Pulang dari kantor, Sasuke langsung melajukan mobilnya ke suatu tempat. Tempat yang belakangan ini menjadi tempat favoritnya untuk melepas semua rasa sakit di hatinya. Ya, kemana lagi kalau bukan ke club.

Selama di kantor tadi, dirinya sama sekali tidak fokus. Pikirannya hanya tertuju pada Naruto. Walaupun ia sudah berusaha untuk ikhlas ternyata rasanya masih saja sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, dia butuh pelarian. Dan di club inilah tempat yang tepat.

.

Berjam-jam duduk di club, entah sudah berapa gelas alkohol yang Sasuke habiskan. Kadang ia tertidur karena pusing dan kemudian terjaga dan memesan kembali minuman berakohol itu. Hingga kini dia sudah seperti orang teler.

"Hei lihat siapa ini?"

Ditengah kesadarannya yang mulai hilang, Sasuke mendengar sebuah suara dari arah sampingnya. Dengan tatapan super tajamnya, ia menoleh pada asal suara yang sangat ia kenali itu. Siapa lagi kalau bukan wanita lucknut yang telah menghancurkan hidupnya.

"Hai sayang, apa yang kau lakukan di sini?" sapa Sakura yang saat ini sibuk menghisap rokok.

"Mau apa kau dasar Jalang Sampah?" Meski berada di ambang batas sadar, Sasuke masih sedikit waras untuk bisa membalas ucapan Sakura.

"Slow down baby, aku hanya ingin menemanimu minum." Sakura mematikan puntung rokoknya kemudian membuangnya ke sembarang arah. Dia beringsut mendekati Sasuke dan duduk tepat di sebelahnya.

True Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang