13

102 11 0
                                    

"Bagi yang sudah lama sendiri sebab pernah tersakiti, bisa menyukai kembali adalah suatu anugerah terindah yang pernah ada. "
.
.
.

Segerombolan pemuda pemudi yang sedang asyik bergurau dan bernyanyi ria, suara mereka memenuhi warung Mak Iyem. Bahkan banyak pelanggan yang pergi karena merasa terganggu oleh suara mereka.

"WOY! BERISIK LU PADA" teriak pemuda yang sedang asyik nyebat.

Terlihat tidak asing bagi Pian dan teman-temannya, ada satu dari mereka yang mengenalinya.

"Psttt, oy itu dari SMA Langit" bisik Tejo ke telinga Pian.

"LU KIRA INI WARUNG PUNYA LU APA?" sahut salah satu segerombolan SMA Langit itu.

"Sans elah, urang teh cuma nongkrong, sama kek abang" jawab Randy.

"Iya nih, toh kita ya agak menjauh dari keramaian" sahut Ara.

"Halahh bacot lu pada!" teriak pemuda tinggi berjaket kulit hitam tersebut.

Dari segerombolan anak-anak SMA Langit itu, Allys merasa tidak asing dengan seseorang berkulit sawo matang itu, ya siapa lagi kalo bukan Jeno. Mantan gebetan Allys.

"Lys itu Jeno Lys!!!" bisik Nisa.

"Duh, cabut aja yuk gaes" ajak Allys.

Saat mereka hendak pergi salah satu Pemuda pun menarik tangan Allys, terlihat dari pakaiannya dia seperti ketua dari geng tersebut.

greb!

"Ohh, ini cewek yang lo maksud Jen? kata pemuda itu sambil melirik kearah Jeno.

"Lepasin dia bang! " tangan Pian sudah memegang erat tangan Allys.

"Lu siapanya HAH? " terlihat pemuda itu seperti emosi.

Bugh!

Satu tonjokan mendarat persis dipipi mulus Pian. Pian kaget dengan tingkah pemuda itu, refleks dia hanya menghindar sembari memegangi pipi mulusnya.

"Weistt sabar bang, sabar" ucap Jeno sembari melerai temannya tersebut.

"EH MANEH TUH KALO ADA MASALAH BILANG DONG, JANGAN ASAL TONJOK AJA. " teriak Nisa dari belakang.

"Udah Pian, kita cabut aja" ajak Tejo.

"ANJING! PERSETAN LU PADA" teriak Pian yang sudah tak kuat menahan emosinya.

"HAHAH, CUPU LU KAGAK BERANI LAWAN" kata pemuda tinggi itu membuat Pian semakin emosi.

"UDAH STOP KITA CABUT" teriak Allys membubarkan pasukannya yang sudah kehilangan kesabaran.

Allys memutuskan untuk pulang bareng Pian. Teman-teman Allys pun banyak yang pulang karena sudah larut malam , Allys pulang bareng Pian karena ia merasa bersalah dan merasa kasihan, diperjalanan pulang Allys hanya diam.

"Pian sorry" bisik Allys dari belakang punggung Pian.

"Gue gapapa, malah gue khawatir sama lu. Tangan lu gapapa?"

"Enggak"

Perjalanan dari Warung Mak Iyem tuh lumayan jauh, ditambah lagi udara kota bandung yang sangat sejuk malam itu. Suara motor yang berlalu lalang, menambah suasana romantis bagi mereka yang mempunyai pasangan. Bagi Pian berboncengan dengan Allys dengan latar suasanan yang begitu romantis ini adalah kebahagianaan tersendiri bagi dia.

Motor Pian pun berhenti didepan rumah berpagar hitam, merasa tujuannya sudah sampai Allys turun dari motor.

"Sini gue bantu ngelepas helm nya"

"Ian masuk dulu ya, sekalian bersihin luka bekas tonjokan itu"

Allys memegang kotak P3K sembari duduk disamping Pian didepan teras. Allys membersihkan luka yang ada disudut bibir Ian.

"Aw, sakit Lys"
"Pelan-pelan"

"Mangkanya kalo udah tau sakit, ngapain tadi main nyolot aja"

"Kan aku nolongin kamu"

"Ya kamu liat lawan dong, udah tau tampangnya kek preman masih aja mau ngelawan"

"Aku gasuka liat tangan kamu dipegang sama dia"

blushh, muka Allys memerah

"Y,ya tapi kan kalo liat kamu kena tonjok gini, aku jadi khawatir"

"Oh gitu sekarang jadi aku kamu ya panggilnya, seneng deh dengernya" goda Pian.

"A,apaan sih Pian ih" ucap Allys sambil mencubit luka disudut bibir Pian.

"Aww sakit Lys, heheheh."

Bagi Pian bisa mengobrol lagi dengan Allys adalah moment yang bahagia bagi dia. Ia bersyukur telah dijotos pria tadi, lantaran dia bisa berlama-lama dengan Allys.

Dari kejauhan terlihat seorang pria yang sendang mengawasi mereka berdua. Pria tersebut kecewa dengan apa yang dia lihat malam itu.

"Nyesek gitu liatnya"
"Urang teh sadar, cuma tutup konghuan"


Budayakan vote sebelum/sesudah baca ya~ untuk ngehargain autor :(
I Yellow U gaes 😘💛✨

Secret Admirer(Sementara hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang