14

88 10 3
                                    

Malam pun tiba, sang rembulan menampakan sinarnya. Dan ku terjebak diantara persimpangan. Semberbak angin membelai kulitku, terasa dingin kala itu.

Elvano Gavin

✨✨✨

Lelaki bertubuh tinggi menyusuri jalan setapak, tubuh tingginya dibalut jaket denim bebel. Lelaki itu berjalan seirama dengan lalu lalang sepeda yang lewat kala itu. Sesekali lelaki itu melihat keatas langit, seakan berharap semoga hujan tak turun malam itu.

Jam menunjukan pukul 21.00 lelaki itu sudah merasa lelah, telah berjalan-jalan tanpa tujuan. Hingga dia sampai pada rumah berpagar hitam, terlihat sepedah honda cb 100 yang terlihat tidak asing bagi dia.

"Oh, shit!" umpat lelaki tersebut saat melihat dua manusia yang sedang berpacaran(?) Dia membalikan badanya seakan ingin menjauh dari pemandangan tersebut, namun hati dia berkata tidak. Akhirnya dia memilih untuk mendekati mereka.

"WOY, udah malem masih aja pacaran"

"Dicariin emak lu noh dirumah"
ucap lelaki tersebut dari depan pagar tersebut dengan menekankan kata pacaran.

"Aelah bang, ganggu momen romantis gue aja lu"
sahut Pian yang masih duduk berdua bersama Allys.

"Nyariin abang gue ya? Tapi mon maap nih, si dugong lagi keluar sama gebetannya" ucap Allys

"Dih ogah gue nyariin Aza, yang ada emosi gue kalo liat mukanya"
"Gue tuh lagi menggabut, yaudah gue keliling kompleks aja, barang kali nemu ceuwe"
jawab lelaki yang biasa disapa Vano itu.

"Mangkanya cari pacar dong, ngejomblo mulu masih gabisa muvon nih, ahahahah" ledek pian dengan muka tanpa berdosanya itu.

"Benul bangett, mon maap nih udah mau lulus masih belum bisa move on? Ahahaha dasar lemah" sahut Allys tak mau kalah.

"Oh, gue dibully nih? Awas lu ntar kalo gaada tebengan, jangan nebeng gue lu"  jawab Vano, ia beranjak pergi meninggalkan dua manusia tak punya hati itu.

"Dih ngambek"

"Lys, gue pamit dulu ya. Udah malem lu masuk gih biar ga masuk angin"
"Jangan lupa kalo mau tidur, berdoa dulu ya" ucap Pian yang sedang berpamitan.

"Iya Pian.... Kalo gue ga berdoa dulu gimana?"
sahut Allys.

"Ya kamu berdoa aja, semoga kita bisa ketemu di mimpi"

"Sa ae lu kutil kuda"

"Gue duluan ya, samlekom"

"Waalaikummsalam"

Saat Allys hendak masuk rumah, ia teringat akan amplop biru tadi pagi yang ia temukan diglodok mejanya. Firasat Allys mengatakan bahwa ia mencurigai dua pemuda tersebutlah yang memberi amplop biru beserta susu cokelat.

"Apa mungkin Vano ya, yang ngasih amplop itu? Atau malah Pian?"

"Ah, capek gue mikirin selembar kertas itu doang"

Allys merasa hari ini adalah hari yang paling menyebalkan. Ada seseorang misterius yang memberi amplop, pertengkaran geng anak SMA langit dengan Pian. Allys capek dengan apa yang dia lalui hari ini, terasa berat untuk memikirkan setiap kejadian itu.

Hehehe, ada yang kangen acu tidacc 😳




Secret Admirer(Sementara hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang