20 - Mimpi Aneh?

4.6K 180 0
                                    

        "Kalo kamu tau kenyataannya,apa yang kamu bakal lakuin?"

***

       Nafasku memburu, aku mempercepat langkah kaki ku. Aku harus mencari jalan keluar dari sini agar tak tertangkap dia. Ya Rabb, tolong hambamu ini. Aku memilih mengumpat dibalik pohon besar disini. Kenapa hari begitu cepat? Aku takut, disini gelap.

“ Kemarilah sayang, kamu ga usah sembunyi lagi. Aku tau kamu ada di balik pohon itu. Kalau dalam hitungan ketiga kamu ga keluar, aku bakal yang hampiri kamu”

       Si gila itu menghitung mundur, aku ketakutan. Aku tak habis fikir, mengapa dia bisa sejahat itu. Jantungku mulai berdebar saat ia sudah menghitung ke angka 2. Ada seseorang yang menyekap mulutku dari belakang. Aku makin ketakutan. Dia menarikku menjauh dari tempat persembunyianku. Ia membawaku ke gubuk yang jauh dari persembunyian tadi.

“ Kamu tidak apa apa?” suara serak laki laki itu mengusik indraku.

“ Kamu sekarang aman.”

“ Kamu siapa?.” Tanyaku.

“ Jangan banyak berfikir ya. Kamu istirahat disini. Aku pergi sebentar.”

“ Kamu mau pergi kemana? Jangan pergi.” Aku ingin mengejarnya, namun nihil. Tak bisa.

            Aku terbangun dari mimpiku. Itu apa sih? Mimpi ko kaya nyata, nyeremin banget ya. Untung aja Cuma mimpi. Alhamdulillah. Aku bangun dan keluar dari tenda aku dan ummi. Sepertinya ummi sedang memasak sosis dan bakso yang kita bawa dari villa tadi, ummi membakarnya diatas panggangan yang disewakan disini.

“Umm.” Sapaku kepada ummi.

“ Tidurnya nyenyak banget sih. Jadikan ummi sendirian gaada temen ngobrolnya. Kamu sendiri yang mau barbequan disini. Malah kamu yang tidur.” Aku cengengesan menggaruk kepalaku yang tak gatal ini.

“ Maaf ya umm, qila ketiduran.”

“ Oh ya umm, masa tadi qila mimpi aneh deh.”

“ Mimpi apa?, gak baca do’a dulu sih tadi”

“ Namanya kan juga ketiduran. Hehe. Aku mimpi ada cowo gila yang ngejar ngejar aku umm, terus dia mau tangkep aku. Aku bener-bener ketakutan umm. Aku lagi ngumpet dibalik pohon. Cowok gila itu malah nyuruh aku keluar dan dia ngitung mundur, aku bener-bener ketakutan, dan baru sampe di hitungan ke dua, ada seseorang yang nutup mulut aku dengan tangannya, adan aku di bawa ke gubuk gitu deh umm. Dia bilang aku udah aman, terus aku tanya dia siapa. Dia malah pergi. Aku juga gak terlalu jelas liat wajahnya, soalnya black light sama lampu. Terus pas aku mau kejar, tubuh aku rasanya kaku dan aku kebangun deh umm. ”

Wajah ummi berubah menjadi cemas, aku tak tau apa yang ia fikirkan.

“ Udah ga usah di fikirkan lagi, toh mimpi kan Cuma bunga tidur. Makanya besok besok ga boleh tidur kalau belum baca do’a ya.” Ucap ummi yang masih mengkipasi sosis yang sedang dibakar dalam panggangan.

“ Mending kamu buat saus nya ya buat bumbu olesannya.”

“ Siap umm.”

***

    Aku telah membicarakan tentang Fatih yang melamarku. Ummi menyambut baik semuanya, tapi kurasa apa ini tidak terlalu cepat? Apalagi aku masih mencintai Fahriz. Aku takut menerima Fatih hanya sebagai pelampisan saja. Aku tak mau itu, aku tidak mau memaksakan pernikahan ini hanya karena kasihan dengan Fatih.

“ Umm, gimana nih?.”

“ Yaudah. Itu kan perkara yang baik. Kenapa kamu nolak sih qil?.”

“ Ya tapi, aku kan---“

𝐇𝐚𝐥𝐚𝐥 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚𝐦𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang