24 - Perjalanan

2.8K 136 12
                                    

" Takdir, perihal rahasia dan hanya Dia yang mengetahuinya. "

***

Tentang hati, merindu, kita tidak bisa untuk memilihnya untuk jatuh kepada siapa. Yang jelas, apa yang datang secara tiba - tiba itulah sebuah ujian. Bagaimana kita bisa me manage hati kita dengan baik atau tidak. Karena jika tidak, semuanya akan menjadi sengsara saja.

Dari luar masjid sudah menggumam suara lantunan surah Ar-Rahman. Dilanjutkan oleh Ijab Qobul.
"Saya Terima nikah dan kawinnya Aisyah Khairunnisa Soesanto binti Jaka Soesanto dengan maskawin tersebut tunai." Ucap lantang bang Syakir dengan sekali tarikan nafas.

"Sah?" Ucap penghulu.

"Sah! " Ucap para keluarga, dan sahabat.

***

Hari setelah pernikahan Bang Syakir, aku memutus untuk bertanya perihal buku harian Fahriz. Kenapa bisa ada di meja Bang Syakir?  Kenapa?  Mencoba kuat untuk segala hal yang terjadi nantinya di depan.

Apapun kenyataannya, aku yakin ini akan menyakitkan. Pasti.  Tapi aku juga tahu, kebahagiaan akan menggantikan semuanya. Kita ingin seseorang menjadi pendamping kita, kita selalu berdoa untuknya. Tapi, jika Allah berkata bukan? Bagaimana?

Aku menuju ruang tamu, disana ada Bang Syakir, Aisyah, dan Ummi. Aku menunggu momen pas untuk mengawali semua ini. Jika ummi tau, ummi pasti akan berkata semua ini baik - baik saja, tak ada apa - apa.

Jadi, kuputuskan untuk hanya mengobrol jika ummi sudah pergi ke kamar tidur. Setelah menunggu setengah jam, akhirnya.
"Ummi sudah ngantuk, ummi keatas dulu ya. "
Aku dan Bang Syakir mengangguk.

Seperginya ummi, aku mulai pembicaraan dengan Bang Syakir.
"Bang" Ucapku.

"Apa qil? "

"Aku mau tanya soal kenapa buku harian Fahriz ada di meja Abang. "

"Kapan buku itu ada di meja? "

"Jangan mengelak lagi Bang. Jawab Syaqila,kenapa bisa ada di meja abang? "

"Udah mas, beri tahu saja semuanya. " Ucap Aisyah yang disadari olehku.

"Maksudnya apa Bang? "

Bang Syakir menarik tangan Aisyah dan melakukan pembicaraan yang jauh dari pandanganku. Aku hanya bisa menatap layar televisi yang semakin malam hanya membosankan saja.

***

" Mas, udahlah. Kasih tau aja yang sebenarnya sama Syaqila. "

"Ini ga semudah yang kamu fikir dek. "

"Tapi, memang Syaqila harus tau yang sebenarnya. Kalo ga sekarang kapan mas?  Kapan? Dia pasti sudah bertanya tanya. Apa yang terjadi dengan dirinya. "

"Kamu bener, mas juga mau kasih tau yang sebenarnya. Mas juga pengen dek tapi mas juga mau ngasih tau sebenarnya diwaktu yang tepat. Dia masih terpukul dengan kepergian Fahriz dan juga masalah ummi ga setuju sama Fatih. Mas takut ini malah menjadi beban dia. "

"Cepat atau lambat pasti dia akan tahu mas, aku ga pengen dia tau dari orang lain. Aku ga pengen dia menganggap kita sebagai keluarganya nyembunyiin sesuatu dari dia. Aku ga mau dia jadi ga percaya lagi sama keluarga nya mas. Aku takut. " Aisyah menangis terisak di pelukan Syakir.

"Mas ngerti dek, jangan nangis ya. Kita cari solusi yang terbaik." Ucap Syakir.

***

Aisyah terlihat seperti habis nangis, tapi dia kenapa?

"Syah? Kamu habis nangis?"

"Enggak kok qil. "

"Jadi Abang dan Aisyah sudah memutuskan untuk memberi kesempatan buat kamu cari tahu, karena jika abang yang beri tahu. Pasti kamu gaakan percaya qil. "

"Aku akan percaya apa yang abang katakan. Semenyakitkan apapun itu. "

"Tapi, akan lebih baik jika kamu tau yang sebenar benarnya sendiri qil. "

"Gimana caranya bang?  Aku ga tau? "

"Lewat foto yang ada di dalam buku harian Fahriz. Abang yakin, kamu bisa qil. Abang akan minta izin sama ummi agar kamu diizinin pergi ke Bengkulu menemui tante ransyah. "

Terima tidak Terima, suka tidak suka. Aku harus mencari tahu, ini akan berat. Kenyataan yang sebenarnya akan aku benar benar ketahui. Sendiri, tanpa bantuan dari siapapun.
Pahitnya, akan aku hirup dan telan.

"Baik bang, kalau itu yang terbaik. Syaqila akan nurut apa yang abang bilang."

***

Jangan kaget dengan akhirnya ya, siapkan tisu buat baca chapter selanjutnya. Terkadang, apa yang kita mau itu bukan yang terbaik untuk kita. Jadi, lapang dada nantinya ya? Tag dong yang baca cerita ini. Dan perasaanya ke @aesthetic.rindu. aku tunggu ya. Nanti aku repost!

Salam sayang, hanifa 💗

𝐇𝐚𝐥𝐚𝐥 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚𝐦𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang