Ke ~ 27

19 2 0
                                    

          Ikhlaskanlah yang berlalu,
   Akupun akan ikhlas merangkulmu.
Menghabiskan waktu bersamamu dan 
              membuat cerita baru.
             ~ Marwansyah Pratama ~

Dinda hari ini mulai pergi kesekolahnya kembali, setelah menginap dirumah Vhino, dia meminta izin kepada bunda kalau hari ini dia akan sekolah dan pulang nanti dia akan kembali kerumah Vhino.

Dinda sampai kesekolahannya,dia berjalan kearah menuju kelas, hatinya masih sangat sakit, dia terus memikirkan keberadaan Vhino, sampai sekarang belum ada kabar dari ayahnya Vhino. Dinda masuk kedalam kelas dengan wajah pucat, kantung mata yang hitam, mata yang sembab, sangat menyedihkan Dinda saat ini.

Bell Istirahat berbunyi...

Dinda tidak ikut dengan teman-temannya yang berada, dia lebih memilih kebelakang sekolahnya tempat dimana kenangan bersama Vhino. Dia memasang Earphone dikupingnya, mendengarkan lagu-lagu kesukaannya dengan vhino. Dia menatap kearah langit yang sedikit mendung, mungkin langit saat ini paham dengan keadaan hatinya. Dinda memejamkan matanya dan mendengarkan lagu-lagu tersebut.

Tiba-tiba seseorang duduk disamping Dinda, siapalagi kalau bukan Marwan teman sekelasnya. Akhir-akhir ini Marwan sering menemaninya tapi Dinda terlalu cuek terhadap marwan, jangankan buat tersenyum kepadanya gadis itu lebih sering cemberut. Tapi Marwan berusaha selalu ada disamping gadis itu, gadis yang sudah mengambil hatinya waktu pertama kalinya dia masuk kesekolah ini.

" Lu kenapa Din" ucap Seseorang itu

Dinda menengok sekilas kearah sumber suara ternyata Marwan temannya.

"Gue gak papa ko" ucap Dinda

"Lu kalau ada masalah cerita aja,gak baik dipendam sendirian nanti malah tambah sakit" ucap Marwan

"Gue gak papa serius", ucap Dinda

"Cewek mah gitu yak, ditanyainya gak papa terus padahal mah ada apa-apa "ucap Marwan

Dinda tersenyum pahit kepada Marwan.

"Gue siap ko jadi mendengar baik buat lu, " ucap Marwan

Dinda menghembuskan nafasnya, apa saatnya dia harus cerita ke Marwan temannya tapi Dinda belum bisa percaya ke Marwan, tapi dia juga tidak kuat kalau harus ditahan sendirian. Akhirnya Dinda menceritakan semuanya kepada Marwan.

"Gue lagi ada masalah " ucap Dinda

"Masalah apa? Lu ada masalah yang namanya vhin vhin gitu" ucap Marwan

Dinda seketika menegang bagaimana Marwan tau soal Vhino, padahal dia belum pernah cerita.

"Ko lu tau, lu tau dari siapa" ucap Dinda

"Beneran? Maaf gue sebenernya gak tau soal masalah lu sama yang namanya vhin gitu, waktu lu nangis gue denger lu ngomong jangan tinggalin gua vhin" ucap Marwan

Dinda merasa air matanya turun membasahi pipinya. Lagi lagi dirinya menangis mendengar namanya Vhino lelaki yang sudah mengambil hatinya, mewarnai hari-harinya, Vhino adalah salah satu kebahagiaan yang dinda punya.

Marwan yang melihat Dinda menangis dia mengambil sapu tangan yang berada dikantong celananya. Dia menghadapkan Dinda kewajahnya. Dia menghapus air mata gadis itu dengan sapu tangannya.

"Iya gak papa ko lagian harusnya gue yang minta maaf karena udah bikin baju lu basah waktu itu" ucap Dinda

"Santai ajah, emang sebenarnya vhin itu siapa lu? Kayanya dia sangat berarti banget lu? Dia pacar lu? " Ucap Marwan

"Iyaa, sebenernya namanya Vhino Prasetyo dia pacar gua" ucap Dinda

Marwan merasakan hatinya sangat sakit mendengar gadisnya sudah memiliki pacar, apa dirinya masih ada kesempatan untuk bisa dekat gadis ini. Marwan harus bisa menahannya bagaimanapun gadisnya saat ini butuh sandaran dia tidak peduli dengan gadis ini memiliki pacar.

"Terus kenapa lu ngomong kalau dia bakalan ninggalin lu, emangnya dia kemana " ucap Marwan

"Dia dipilih mengikut turnamen futsal antar negara, dia selama bulan di Amerika untuk mengikuti turnamen itu, awalnya gue gak izinin dia untuk pergi, tapi teman-teman gue bilang katanya itu adalah impiinya Vhino dari kecil, gue mau gak mau harus izinin dia pergi, gue gak boleh egois melarang dia pergi demi impiinya, gue sebagai kekasihnya hanya bisa mendukung dan memberikan semangat kepadanya. Awalnya kami sering memberi kabar satu sama lain, tapi setelah 1 bulan setengah Vhino menghilang dia tidak pernah ngabarin gue lagi. " Ucap Dinda

"Tapi lu udah tanya keorang tuanya " ucap Marwan

"Gue udah sering kerumah bunda tapi bunda bilang Vhino ngasih kabar 2 Minggu lalu. Pas tepat 2 bulan kemarin gue pergi kebandara ngejemput Vhino, tapi gue sendiri gak tau dia akan mendarat jam berapa, sesampainya gue di bandara gue nanya ke Arrival penjaga yang ngecek barang-barang, katanya pesawat menuju Amerika tidak sedang mendarat, tapi Arrival itu bilang kalau pesawat menuju Amerika....... " Dinda menangis dan terisak mengingat kejadian yang menimpa vhino.

" Kecelakaan, sampai sekarang gue gak tau keberadaan Vhino dimana" ucap Dinda terus menangis

Marwan mengelus pundak Dinda, dan menyadarkan kepala Dinda ke bahunya. Gadis itu tidak menolak, dia terus-terusan menangis.

"Udah lu gak usaha cerita kalau lu gak kuat gue ngerti ko" ucap Marwan

Dinda masih terus menangis dan terisak dia tidak peduli dengan keberadaan Marwan disampingnya.

" Ikhlaskanlah yang berlalu, gue pun akan ikhlas merangkul lu. Menghabiskan waktu bersama lu dan membuat cerita baru. " Ucap Marwan

Dinda yang berada  dibahu Marwan mengerutkan dahinya, apa maksud Marwan berbicara seperti itu kepadanya. Apa Marwan menyuruh dinda untuk melupakan Vhino, bagaimana bisa Dinda melupakan Vhino begitu saja, Vhino segalanya buat dia, Vhino sosok lelaki terhebat setelah bapaknya, Ah Iya sudah Dinda tidak mau mengurus ucapan Marwan yang tadi, yang terpenting baginya adalah Vhino, semoga lelaki itu cepat ditemukan.

"Semoga kamu cepat ketemu vhin, aku merindukanmu sangat merindukanmu" ucap Dinda dalam hati dan memejamkan matanya.

Between time, you and him { Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang