🥝2. Stupid Man With An Insane Mind🍒

2.9K 327 37
                                    

"DASAR gadis murahan. Dulu saja katanya membenci pria, tapi toh akhirnya mau juga tubuhnya disentuh oleh Wonwoo."

"Sst, jangan keras-keras. Nanti dia dengar lalu mengamuk, bagaimana?"

"Kau pikir aku peduli? Biar saja dia dengar dan intropeksi diri. Bikin kesal saja."

Aku sudah dengar, Bodoh!

Young So menarik napas dalam-dalam, berusaha mengembuskannya perlahan sembari mengepal tangan untuk meredam emosi dalam kepala. Darahnya naik sampai otak, hatinya panas luar biasa sementara mulutnya tak henti merutuk walau dalam hati.

Sabar, sabar. Jangan sampai kelepasan, jangan sampai membuat masalah.

Ternyata benar kata orang, gadis-gadis bisa menjadi sadis saat marah, selalu mampu mengucapkan kata yang menusuk telinga dan ulu hati seseorang pada waktu bersamaan. Young So tidak buta atau tuli, ia jelas tahu siapa yang mengucap kalimat demikian sembari cekikikan tanpa rasa bersalah. Gadis itu bahkan berusaha keras untuk tetap diam di bangkunya setenang mungkin, tidak mondar-mandir ke luar kelas kendati bel istirahat berbunyi dan perutnya meraung lapar.

Young So kira gadis-gadis itu juga akan pergi ke kantin, atau melewati koridor untuk menemui kekasih atau senior tampan lain. Minimal, mereka akan berkumpul dengan geng yang isinya rata-rata siswa dengan kelas sosial tinggi, melakukan kegiatan rutinーapalagi kalau bukan bergosip?  Young So tak peduli.

Well, namun kau tahu, medusa-medusa selalu memiliki kejutannya sendiri.

Karena alih-alih meninggalkan Young So duduk sendiri di ruang kelas yang sepi, beberapa dari mereka malah memilih berkumpul di sudut belakang kelas, menggerombol layaknya kumpulan semut kecil tak berdaya yang membutuhkan kekuatan satu sama lain untuk mengangkat satu beban besar. Tidak berguna, bodoh.

Gadis itu menghela napas, menepis anak rambut yang menghalangi pandang sebelum kemudian memejamkan mata sebentar demi mengontrol emosi. Sudah banyak merutuk, tidak baik diteruskan atau hanya menambah dosa. Namun sial, sial sekali sebab satu menit setelah dirinya meminta ampun untuk kalimat rutukan barusan, lima orang gadis yang terkenal dengan tatapan sinis dan cibiran pedas dari kelas sebelah tiba-tiba saja melangkahkan kaki dengan santai memasuki kelasnya.

Lalu berkumpul dengan gerombolan gadis di belakang.

Shit. Kalau begini bagaimana bisa tenang?

"Oh, masih diam di kelas ternyata. Pantas ada aura gelap tidak enak di dalam sini."

Young So mendengkus pelan, perlahan membalas sindiran itu dengan lirikan sinis. Walau sempat terbayang rencana untuk melempar sepatu ke arah mulut rongsok itu. Namun, tidak. Tindakan demikian sama saja dengan melempar diri pada kumpulan macan lapar--sama sekali bukan hal bagus.  

Jadi dengan rasa kesal yang membumbung di kepala, tatapan dingin dan ekspresi wajah sedatar mungkin, Young So mulai berdiri dari kursinyaーtak peduli kendati menghasilkan decit bangku dan mengundang atensi para gadis untuk menatap si mangsa yang kabur tiba-tibaーlantas melangkahkan kaki secepat mungkin untuk ke luar kelas.

Kebebasan. Aku mohon, aku hanya ingin ketenangan.

***

Persetan dengan kebebasan akan gosip serta cibiran orang, Min Young So menyesal telah melangkahkan kaki ke luar kelas dan memilih masuk dalam kantin sampai mendudukkan pantat di satu bangku terpojok. Sendiri. Menyendiri. Tersingkir.

Dengan tatapan asing siswa-siswi.

Well, semua bermula pada saat-saat menyebalkan ketika Young So berjalan melewati koridor hanya untuk mengambil barang di loker. Ia yakin ada satu novel yang tersimpan di dalam sana, setidaknya itu bisa menjadi pelarian sebentar sembari membuang waktu sampai jam istirahat usai. Namun bodoh, bodoh sekali sebab tak terpikir dalam benak akan keramaian yang harus ia hadapi. Karena di lorong panjang nan luas, tempat siswa biasa bertemu teman-temannya masing-masing pun, Young So masihーdan tampaknya akan selaluーditemui masalah.

Sweet Taste [Jeon Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang