PULUHAN mata menatap. Tak lama kemudian, kamera diangkat dimana-mana. Bunyi jepretan foto terdengar bak bising dengung lebah yang mengerumun, sementara cahaya blitz menyilaukan nyaris memenuhi pandangan saking banyaknya.
Koridor menjadi sangat gerah dalam sekejap.
"Lihat, dia tidak bisa berkutik! Rasakan, terlalu munafik, sih."
"Kalau dipikir-pikir, masuk akal kata-kata Seokmin. Jangan-jangan gadis itu benar-benar mau menjual tubuhnya untuk Wonwoo, hanya pura-pura sok jual mahal saja di depan umum. Dasar, gadis tak tahu malu."
"Apa yang Seokmin sunbaenim lakukan padanya? Oh, astaga! Kalau ia benar-benar mencium Young So, aku bersumpah akan langsung membuat perhitungan pada gadis centil itu."
Young So tidak tuli—tidak, setidaknya ia belum mau tuli kendati harus mendengar cercaan tajam demikian—jadi tak heran gadis itu masih dapat merasa kesal juga malu luar biasa tatkala beberapa siswi membawa-bawa berbagai kalimat olokan demikian secara bebas seolah itu tidak menyakiti hati siapa-siapa. Ia sendiri tidak mau terlihat seperti perempuan penggoda yang menginginkan Seokmin untuk menatapnya dari jarak dekat begini, toh dari awal, senior sinting itu yang memulai. Namun ironisnya, tak seorang pun dari kerumunan gadis bermulut bisa itu yang mau menyalahkannya.
Well, pikiran para gadis memang cenderung memilih untuk menyalahkan gadis lain alih-alih lelaki yang dikagumi kendati sebenarnya tidak bersalah.
Young So tak menyerah begitu saja. Kendati beberapa sekon berlalu dan ia dapat merasa keringat membasahi tubuhnya dalam kalut dan takut, gadis itu tetap memicingkan mata menatap Seokmin tajam. Ia tidak boleh dianggap rendahan. Lagipun, kenyataannya tidak begitu, 'kan? "Kubilang pergi," desisnya penuh amarah. Namun dengan volume yang pelan begitu, Seokmin dapat menangkap sebersit keputusasaan terselip dalam kalimat lawan bicaranya, "kumohon, pergilah. Aku sudah menjadi bahan pembicaraan siswa dan aku yakin kau tidak mau terlibat di dalam gosip itu. Mereka bahkan merekam kita dan tak lama videonya akan beredar pada web dan sosial media siswa."
Seokmin tersenyum miring. "Lalu? Kau pikir aku peduli?" jawabnya ikut berbisik. Pemuda itu semakin mendekat, membuat Young So refleks memalingkan wajah. "Bukankah ini yang kauinginkan? Kepopuleran dan diperhatikan pria? Aku tidak masalah bila foto dan video kita tersebar, toh nantinya namaku tidak akan disangkut-pautkan pada olokan dan cercaan siswa."
Gadis itu mengepal tangan tanpa sadar. Ia menyesal telah memohon baik-baik namun sepertinya pria bermarga Lee ini memang tidak bisa diajak bicara halus. Rahangnya menguat seiring dengan kalimat yang diucap lantang, "Kubilang jaga mulutmu baik-baik, dasar Sampah!"
"Sampah?" Seokmin tertawa sinis. Menarik sekali bila gadis di hadapannya ini mulai melawan. "Biar kutunjukkan apa itu 'sampah' sebenarnya."
Dan selanjutnya dalam dua sekon yang terlampau cepat, Young So sendiri masih tidak yakin apa ia sedang berada pada ambang mimpi atau hal ini sungguhan terjadi sebab gadis itu benar-benar dibuat terkejut oleh sikap Seokmin yang tiba-tiba.
Tentu ia bukan satu-satunya gadis yang terkejut.
Sebab tatkala Seokmin menarik pinggang Young So ke dalam rengkuhannya erat, tatkala semua mulut tercengang namun pemuda itu tidak menunggu detik untuk berlabuh lebih lama lagi untuknya menenggelamkan kepala dalam pelukan itu sampai mendaratkan satu ciuman singkat pada pipi Young So dengan kelewat cepat.
Saat itulah, napas gadis-gadis tertahan, bunyinya bahkan terdengar nyaris seperti cekikan. Beberapa dibuat-buat dengan teriakan gusar, menjijikkan.
Young So membeku di tempat. Kotak makannya terjatuh di lantai dengan debuman pelan. Tubuhnya kaku tanpa dapat digerakkan
Sementara itu, Seokmin tersenyum penuh kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Taste [Jeon Wonwoo]
Fanfiction「ーincredibly cheesy, soon will be shocking. Watch your own steps, darling❦」 Tak puas dengan pencapaiannya merampas ciuman pertama 'Sang Gadis Galak' yang disegani satu sekolah, Jeon Wonwoo tanpa malu malah menceburkan diri dalam liang masalah lebih...