🥂10. Soda and Kimbab Sale Et Scure 🍱

2.1K 340 39
                                    

"JADI, gadis itu yang sekarang kau incar, Jeon?"

Wonwoo mengerjap linglung. Berdiam diri nyaris sepuluh detik membuat tas ransel hitam yang tersampir di salah satu bahunya nyaris jatuh, namun buru-buru pemuda itu menggapai tali di belakang ransel dan menggenggamnya kembali. Ditatapnya sebentar si pemilik suara, berharap matanya sedang dikelabui oleh gelapnya malam atau telinganya yang salah mengenali siapa sosok asli di balik suara rendah yang penuh ketegasan itu. Namun setelah lima detik berlabuh, nyatanya Wonwoo hanya dapat mendengkus pelan sembari menggeleng pasrah. "Ternyata kau benar-benar kakak," lirihnya, kemudian buru-buru meriangkan nada bicara tatkala menyambung, "Ah, kakak terlihat semakin cantik setelah memotong rambut begitu. Kenapa pulang begitu cepat, kak?"

Jeon Changie memutar bola mata bosan. Entah sudah berapa kali gombalan yang ia dengar dari mulut Wonwoo, rata-rata isinya membuat perut bergejolak mual. Wanita itu melipat tangan di depan dada, surainya yang menyentuh bahu bergerak tertiup semilir angin malam. Tak ada hal lucu sehingga ia tak tersenyum, irisnya saja hanya mampu melempar tatapan datar kendati adiknya tersenyum lebar. "Rayuanmu itu tidak pernah berguna untukku, Wonwoo."

Wonwoo menggaruk tengkuk canggung, persis seperti seorang balita yang tertangkap basah memakan permen temannya padahal jatah mereka sudah dibagi dengan rata. Sebisa mungkin ia menghindari kontak mata dengan kakaknya dan memilih untuk melempar tatapan pada jalanan beraspal.

"Hanya itu reaksimu, huh?" Changie menajamkan mata, menatap Wonwoo lebih lekat. "Kukira kau senang kakakmu ini akhirnya pulang."

"Tentu saja senang," Wonwoo berkata seadanya, lagi-lagi menghela napas sebelum memaksakan tawa kencang seolah nampak benar-benar gembira. Nada bicaranya saja dihebohkan tatkala melanjutkan, "lagipula, kau kakakku! Memangnya adik bodoh siapa yang tidak senang kakaknya pulang setelah bertahun-tahun pergi bekerja di luar negeri?"

Tawa garing Wonwoo tetap terdengar.

Changie menatap adiknya tajam. "Tentu saja ada," katanya sinis, "kau."

Wonwoo mendengkus pasrah. "Iya, iya, baiklah. Kuakui sekarang." Pemuda itu sempat melihat sekeliling jalan, mendadak sadar bahwa kini banyak siswa yang mulai berjalan pulang dan melewati tepi jalan yang sama. Sialnya, beberapa dari mereka tak sungkan-sungkan untuk melirik bahkan menatap Wonwoo dan Changie, seolah memergoki Wonwoo yang tengah berbicara dengan wanita asing di luar sekolah adalah sebuah prestasi.

Wonwoo mendadak teringat kasus gosip Young So, dalam sekejap mampu mengirimkan aliran darah mendidih menuju otak. "Kakak, bisakah kita bicarakan ini di rumah saja?" bisiknya was-was.

Changie menyipitkan mata. "Oh, begitu? Jadi kau malu berbicara dengan kakakmu sendiri di depan umum?"

"Tsk, bukan begitu, Kakak."

"Lalu, apa?"

Wonwoo berdecak, mengerang putus asa. "Apa kakak tidak risih diperhatikan siswa-siswi? Ehm, begini, mulut mereka cukup ganas untuk ukuran siswa SMA, hobi mereka juga tak jauh dari kata 'gosip'. Bisa-bisa mereka memasukkanku di headline berita web sebab berbicara dengan wanita asing," Pemuda itu berusaha menjelaskan, memilah kata dengan hati-hati agar tidak menyinggung perasaan kakaknya. "banyak dari mereka yang tidak tahu aku punya kakak."

Changie terdiam. Gadis itu tidak langsung menjawab, mungkin hanya menatap Wonwoo dengan datar seperti yang ia sering lakukan dan Wonwoo sendiri masih berusaha untuk terus menghindari kontak mata dengan kakaknya. Namun entah pada detik yang keberapa, akhirnya Changie memutuskan membuka suara, "Cepat masuk mobil. Biar kakak yang menyetir."

***

Kalau mengambil serpihan memori yang Wonwoo simpan selama nyaris sepuluh tahun, sejujurnya pemuda itu juga tidak tahu cara yang tepat untuk mendeskripsikan kakaknya selain dengan tiga kata; anggun dan menawanーtetapi sangat menyeramkan. Oke, tiga kata selanjutnya tidak usah diteruskan. Tidak baik mengumbar keburukan orang begitu, toh Wonwoo sendiri masih ingat Changie tetaplah kakak kandungnya; satu-satunya perempuan yang masih bertahan bahkan setelah ayahnya pergi tanpa alasan.

Sweet Taste [Jeon Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang