SAAT Wonwoo menghampiri bangkunya tiba-tiba dan dengan dingin berujar, "Ada yang harus kubicarakan. Ke atap sekarang juga.", Hye Sang tahu seisi kelasnya heboh seketika. Mereka norak, kalau ia boleh jujur. Sebab untuk apa berteriak tidak jelas? Untuk apa membulatkan mata dan membisikkan gosip kalau memang ini akan terjadi?
Bukankah skenario alam memang demikian? Lambat laun, pemuda tampan nan terkenal akan jatuh hati pada satu-satunya gadis yang sepadan dengannyaーyang bukan hanya cantik tetapi juga bereputasi baik.
Sudah ia duga, Wonwoo pasti akan bertekuk lutut.
Pasti.
Jadi tak mau terlihat 'gampang' dan berniat jual mahal untuk memberi pemuda itu pelajaran, sesampainya di atap dan melihat Wonwoo sudah menunggunya di ujung, Hye Sang lantas menegakkan dagu dan berkata, "Bukan hal biasa melihatmu mengajak bertemu di atap." Terkekeh pelan sembari mengibas rambut untuk menunjukkan kesan manis, gadis itu kembali berucap, "Jadi, ada apa? Kenapa mengajakku bertemu mendadak di tempat sepi begini?"
Alih-alih menjawab, Wonwoo malah memalingkan wajah dan menghela napas panjang-panjang. Butuh tiga detik untuk akhirnya pemuda itu berbalik dengan mata menyipit, berdecak pelan dan menyahut datar, "Aku yakin bukan hal istimewa bagi seorang Choi Hye Sang untuk bertemu mendadak di atap sekolah." Wonwoo mengendikkan bahu. "Para senior sering menyatakan perasaan padamu di tempat ini."
Menyatakan perasaan, dia bilang?
Oke, ini aneh tetapi well, cukup menarik. Seorang Jeon Wonwoo yang terkenal menempel lekat pada Young So bak jamur yang hidup bergantung pada inang. Namun sekarang, entah petir apa yang menyambar tiba-tiba atau badai topan mana yang menghadang mendadak, pemuda mesum seksi yang digilai satu sekolah ingin menyatakan perasaan padanya.
Atau setidaknya, begitu yang Hye Sang pikirkan sebelumnya.
Sebab belum lima detik berlalu, Wonwoo sudah mengibas tangan dan buru-buru berkata, "Oh, tidak. Jangan salah paham. Kau tidak berpikir aku akan menyatakan perasaan di sini, bukan?"
Hancurlah harga dirinya saat itu juga.
Hye Sang terpaku.
Sementara Wonwoo terkekeh santai. "Tidak asyik. Menyatakan perasaan tanpa saksi mata. Sama sekali bukan pria gentle. Tapi well, daripada mengulur-ulur waktu, lebih baik langsung ke intinya saja." Menjeda sejenak, pemuda itu menenggak saliva dan mengukuhkan hati sebelum bertanya, "Kau bilang apa saja pada para gadis?"
Hye Sang mengerutkan alis. "Apa maksudmu?"
Gantian Wonwoo yang melipat tangan angkuh. "Sudah tiga hari aku tidak masuk, dua minggu diskors, seminggu sebelumnya terkurung dalam ruang detensi. Selama itu pula, gosip apa yang kau sebarkan pada anak-anak kelas?"
Choi Hye Sang paling benci dipermainkan. Fakta bahwa Wonwoo meledeknya saja sudah membuat gadis itu geram luar biasa, apalagi kini saat pemuda itu secara langsung menudingnya tajam. "Wow, ini benar-benar menarik, Jeon. Kau tidak masuk tiga hari, selama tiga hari pula aku mengantar kisi-kisi dan pekerjaan rumah tiap malam ke rumahmu. Dan kini kau membalas perbuatan baikku dengan tuduhan. Bravo sekali."
Wonwoo terkekeh sinis. "Tuduhanku sama sekali bukan tuduhan tanpa alasan. Rumor bahwa aku meniduri gadis yang entah siapa saja membuatku nyaris gila, sekarang kau ingin menambah sensasi dengan berkata bahwa Young So-lah gadis itu?"
Hye Sang mendengkus tak sabar. "Kau mengajakku ke atap hanya untuk ini?" Tak butuh waktu lama untuk gadis itu menjejakkan langkah kaki keras-keras. "Buang-buang waktu saja."
"Astaga, keras kepala sekali."
Wonwoo berdecak keras, terpaksa berlari untuk mencegat langkah Hye Sang. "Kau tidak tahu akibat dari kekacauan yang kau buat? Bila ingin reputasimu terangkat, setidaknya jangan libatkan gadisku. Aku bahkan tidakー"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Taste [Jeon Wonwoo]
Fanfiction「ーincredibly cheesy, soon will be shocking. Watch your own steps, darling❦」 Tak puas dengan pencapaiannya merampas ciuman pertama 'Sang Gadis Galak' yang disegani satu sekolah, Jeon Wonwoo tanpa malu malah menceburkan diri dalam liang masalah lebih...