ADA satu hal yang Young So paling tidak mengerti soal hidup para remajaーkendati gadis itu sendiri tak dapat menyangkal bahwa usianya tahun ini masih tergolong anak gadis, usia-usia dimana masih sering labil dalam memilih, masih dibekap oleh ketidakdewasaan untuk menunda-nunda pekerjaan rumah hingga berujung pada tumpukan tugas yang memakan waktu tidur siangnya pekan minggu. Jadi secara jelas, sangat jelas, bahwa Min Young So sendiri masih tergolong seorang remaja normalーyang seharusnya mengerti kehidupan para remaja lainnya.
Namun tetap, di balik semua sikap yang terbentuk, di balik semua perubahan fisik yang mulai ketara dan membawa dampak dalam kehidupan, Young So tetap tidak paham mengapa teman-teman sebayanyaーah, ia tidak yakin harus menyebut mereka teman sebab bertegur sapa saja jarang dilakukanーmementingkan satu hal aneh dalam hidup mereka yang terus dipuja seolah memang hanya itu tujuan hidupnya.
Kepopuleran, bagaimana kau bertahan hidup dengan angka pada pengikut instagram, bagaimana kau beroleh napas hanya dengan pujian yang dilontarkan orang.
Aneh sekali, bahkan Young So saja berusaha mati-matian menahan geli saat melihat adik kelasnya pergi ke sekolah dengan setumpuk make up pada wajah. Tidak penting sekali, sih.
Toh, kepopuleran yang dibangga-banggakan tidak dapat membawamu menuju kemakmuran hidup, tidak dapat menuntunmu menuju kebahagiaan yang diidam-idamkan. Fana dan sementara, pada akhirnya jumlah like di instagram tidak menentukan apa kau bersyukur dengan hidupmu yang sekarang.
Tetapi mengenai pemikiran demikian, Young So sadar bahwa tak semua orang memiliki arah alur benak yang sama. Ia sendiri tidak menyalahkan pikirannya sebab berpikir hal berbeda dari orang lain, ia juga tidak menyalahkan siapa-siapa atas perbedaan pola pikir yang begitu kontras. Asal hidupnya tak diganggu, gadis itu juga tak akan mengusik hidup orang. Peduli setan dengan hidup mereka, selama Young So masih belum mampu membeli rumah tingkat di pusat kota dengan hasil jerih payahnya sendiri, ia juga tidak mau menilik hidup orang terus.
"Hee Kun-ah! Aku memintamu membeli soda rasa lemon, bukan rasa stroberi."
Young So menyipitkan mata, mendengkus lelah saat teriakan melengking Hye Sang menggema di ruang kelas.
Gadis dengan surai coklat bergelombang yang diikat ponytail itu melipat tangan di depan dada, anting-anting emasnya berayun-ayun saat ia melempar kaleng soda dengan keras menuju tempat sampah. "Hee Kun bodoh," desisnya jengkel, "membelikan soda saja tidak bisa, cih."
Sementara si pemilik nama, Cha Hee Kunーgadis berbola mata sipit dengan kacamata tebal yang sering dipermainkan itu hanya menunduk takut-takut. Jemarinya bergetar. Tubuhnya yang kurus berdiri di pinggir kelas terpojokkan nyaris seluruh siswa.
"Mーmaaーmaaf," katanya terbata-bata, melirik takut-takut ke arah Hye Sang dan ia sadar, ia tengah berada dalam masalah besar, "a-aku lu-lupa."
"Lupa, katamu?" Hye Sang melipat tangan di depan dada. Wajahnya yang rupawan mendadak berubah menjadi bengis dan kejam, menjadi memuakkan dan Young So ragu apa siswa lain juga melihat hal serupa.
Sepertinya tidak, sebab mereka sendiri tidak berbuat apa-apa dan malah duduk di bangku masing-masing sembari terkekeh samarーbeberapa justru ikut melempar tisu bekas pada Hee Kun dan itu membuat Hye Sang mengulum senyum kecil. Choi Hye Sang itu bukan gadis sembarangan, entah dalam pengertian positif atau justru sebaliknya. Seolah pangkat sebagai sepupu dari mantan kapten basket sekolah yang tinggi dan seksi belum cukup untuk mengangkat namanya lebih tinggi, gadis itu ternyata diberi kelebihan lain untuk mengangkat namanya lebih lagi. Well, kalau dijabarkan, begini daftar prestasinya selama SMA; ketua klub cheerleaders yang membawa tim sekolah menuju kemenangan dalam ajang bergengsi, menyabet peringkat sebagai Queen of Donhyuk Senior High School yang kemudian membawanya menuju garis teratas dalam daftar nama gadis paling popular dan cantik di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Taste [Jeon Wonwoo]
Fanfiction「ーincredibly cheesy, soon will be shocking. Watch your own steps, darling❦」 Tak puas dengan pencapaiannya merampas ciuman pertama 'Sang Gadis Galak' yang disegani satu sekolah, Jeon Wonwoo tanpa malu malah menceburkan diri dalam liang masalah lebih...