“Eunwoo, gimana kabar lo?” tanya Vernon mendekati Eunwoo yang lagi berdiri di depan lemari pendingin, alih-alih beli ice cream kaya yang lain, Eunwoo jauh lebih ingin minum kopi.
“Baik,” jawab Eunwoo singkat sambil buka kulkas buat ambil salah satu kopi kalengan kesukaannya.
“Mau juga dong,” kata Vernon meminta karena kopi yang diambil Eunwoo kebetulan juga kopi kesukaan Vernon.
Tapi bukannya diambilin, Eunwoo malah noleh ke Vernon singkat, terus ngomong, “Ambil aja sendiri, lo punya tangan kan?”
Setelah ngomong begitu, Eunwoo langsung jalan pergi, ninggalin Vernon yang Cuma bisa senyum kecut. Kayanya Eunwoo masih marah sama kejadian setahun yang lalu.
Eunwoo lalu jadi berjalan ke deretan rak roti. Karena masih pagi, jadi stock roti masih banyak, Eunwoo sedikit kebingungan mau roti apa karena keliatannya semuanya enak.
“Roti yang ini aja, manisnya gak bikin gigi ngilu,” tunjuk Vernon ke salah satu roti coklat. “Atau engga yang ini atau yang ini,” kata Vernon jadi menunjuk roti yang lain.
Ditunjukin roti ini dan itu, Eunwoo bukannya pilih salah satu yang direkomendasiin Vernon, malah ngeloyor gitu aja ninggalin Vernon dan nyamperin Sungyeon yang berdiri gak jauh dari mereka.
Eunwoo lalu masukin kopi kalengannya ke keranjang yang dibawa Sungyeon, isinya sudah dipastikan semuanya ice cream dan beberapa batang coklat. Cuma Eunwoo sama Vernon aja yang beda dan milih beli kopi kalengan.
“Non, udah belum?” Sungyeon panggil Vernon yang masih berdiri di deket rak roti. Sementara Eunwoo udah keluar dari Indopoint dan gabung sama yang lainnya. Meski yang bayar Joshua, urusan bayar membayar biar diurus Sungyeon aja, sultan mah tau beres.
“Oh udah nih,” kata Vernon ngasihin kopi kalengannya ke Sungyeon, terus jadi berdiri di samping Sungyeon, niatnya mau bantuin Sungyeon bawain belanjaan.
Di luar Indomart, Eunwoo duduk sambil nekuk mukanya, bete menyerang Eunwoo mendadak. Sementara yang lain pada ribut minta fotoin sama Minghao, Eunwoo malah duduk agak di pojok menjauhi keramaian.
Sesekali Eunwoo ngelirik ke dalam indomart dan liat Vernon sama Sungyeon. Rasanya, ugh, bete. Bete banget!
“Woy Jung Eunwoo, diem-diem bae. Kenape lu?” tanya Jeonghan duduk di samping Eunwoo, bikin Eunwoo otomatis memekik kerena kaget.
“Lah? Kapan lo dateng?” tanya Eunwoo kaget karena tadi pas Eunwoo masuk ke Indomart kayanya belum ada Jeonghan deh.
“Beberapa menit ya lalu. Gimana kabar, Nu? Sehat?” tanya Jeonghan nyodorin tangan yang lalu diterima Eunwoo dengan malas.
“Sehat wal afiat seperti yang lo liat,” jawab Eunwoo tidak ada semangat sama sekali. Padahal beberapa puluh menit yang lalu masih heboh bahas skincare bareng Minki, sekarang tiba-tiba lemes kaya tenaganya habis dilahap Dementor.
“Kenapa sih lo? Gak suka ada gue apa gimana?” kata Jeonghan merasa tersinggung karena jawaban Eunwoo.
“Enggaa. Enggaa gitu. Jangan tersinggung gitu dong ah,” kata Eunwoo setengah panik karena muka Jeonghan jadi merajuk gitu.
“Ya terus lo kenapa? Kok mendung banget sih muka lo?” tanya Jeonghan, ternyata Cuma pura-pura merajuk aja.
Eunwoo buang napas keras. Bener-bener keras kaya orang yang lagi capeeeeeeek banget. Untungnya keadaan lagi rame jadi anak-anak gak ada yang ngeh sama suara helaan napas Eunwoo.
“Dih, kenapa sih Nu? Jangan bilang, lo sakit gigi?” gentian sekarang Jeonghan yang panik, tapi dengan cepat dibalas gelengan sama Eunwoo.
“Gue gak sakit gigi, kok, Han,” jawab Eunwoo berjeda, bikin Jeonghan setidaknya bisa bernapas lega. Habis, kalau bener sakit gigi, bisa gempar ini satu kelas dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernah Sekelas
Fanfiction[Seventeen × Pristin × Nuest] Duapuluh delapan orang, duapuluh delapan kisah. Start : 17 Juli 2018 🚫 Cerita ini akan tetap dilanjutkan namun sangat slow update 🛇