Hanya keheningan yang meliputi meja makan ini dan suara dari detingan sendok lah yang terdengar , selalu seperti ini keadaan di pagi hari"Dari mana kamu setiap malem pulang larut"tanya pa anggaran dingin yang memecah keheningan
Sasa hanya diam tidak berniat menjawab
"Sampai kapan kamu seperti itu? Papa akan tarik fasilitas kamu Sasa"ucapnya
"Ambil kalo papa butuh"jawab sasa dingin
"Kamu ini semakin lama semakin melu-"belum sempet anggaran selesai berbicara, Sasa terlebih dahulu bangun dari duduknya
"Sasa berangkat udah siaang"pamitnya lalu berlalu meninggalkan Anggara dan mamanya itu
"Pa jali tolong bilangin mba Iyem , nanti beresin kamar Sasa iya "ucapnya pada satpam rumahnya yang bernama pa jali
"Siap neng , neng mau berangkat?"tanyanya
Sasa hanya mengangguk singkat , lalu memasuki mobil sprot nya
Jam menunjukkan pukul 7:15 yang artinya ia akan telat sampai sekolah , karna macet jalanan ibu kota ini
"Argggggg sial"ucapnya ketika sampai di lampu merah yang sudah dekat dengan sekolahnya
Lampu pun menyala hijau yang artinya boleh jalan kembali , Sasa mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang ia tambah sampai akhirnya dirinya sampai didepan SMA Senior High School . sekolah elit yang ada di kota ini dengan fasilitas yang mewah dan gedung serta aula yang besar
Tinnn...tinnn
Tinnnnn...tinnnnn
Terlihata gerbang yang tak kunjung terbuka membuatnya turun dari mobil
"Pa wais buka dong gerbangnya buat Sasa masuk"ucapnya memelas
"Tidak bisa non Sasa , non telat terus nanti saya yang kenal omel Bu Medy"ujar pa satpam sekolah itu
"Yaila pa satpam"kekeh sasa
"Maaf n-"ucap pa wais terpotong oleh klason mobil , tetapi bukan mobil milik Sasa
Tin....tin...
Terlihat jendela yang diturunkan"buka cepat , dan masukan mobil anda"ucapnya singkat dan langsung menutup jendela nya lagi
Pak wais hanya mengangguk patuh , lalu membuka gerbang itu dan Sasa pun memasuki mobilnya ke parkiran disusul mobil pria itu , Sasa tidak memperdulikannya ia langsung masuk berjalan di koridor sekolahnya lalu berjalan menuju kelasnya IPS-XI yang berada di belakang gedung , Gending ips terbagi menjadi dua dan kelas Sasa berada di Gendung ips utama
Brukkk...
Terdengar pintu yang di buka secara kasar oleh Sasa , yang membuat teman temannya terkejut , marah , kesal , dan sudah biasa dengan kelakuan anak itu
Sasa melempar tasnya di atas meja lalu mengeluarkan ponselnya dan memasang handsetnya namun sebelum sempat ia memasangnya terdengar suara sahabatnya
"Kesiangan lagi"tanya Gadis di sebelah sasa
"Tumben selamet"tanya gadis yang ada didepannya
Sasa hanya mengedikan bahunya acuh"ada mobil gatau siapa suruh buka gerbang , pak wais langsung nurut , dan gaada bu Medy jadi gue selamet
"Lo ini kebiasaan , balik jam berapa semalem"tanyanya Sintya
"Satu"Jawab Sasa
"What?"pekik Bella
KAMU SEDANG MEMBACA
SaSa
Short Story[Judul di perbaikin] Bukan kisah kisah cinta yang seperti biasanya , tapi sebuah penekanan batin yang membuat nya masuk kedalam pergaulan yang bebas , lingkungan seolah selalu menyatakan tidak ada keadilan untuknya , lingkungan selalu mendukung...