Sasa kini tengah berdiri di rooftop sekolah , menghirup udara segar pagi ini dalam dalam , angin menerpa paras cantik gadis ini , pagi ini Sasa tidak kesiangan karna ia pergi kesekolah dengan Sintya serta memakai semua pelengkap Sintya , setelah menaru tas Sasa keluar dari kelas tanpa menghiraukan teriak Bella tadi , dan ia berjalan menuju rooftop sekolah yang jarang sekali siswa siswi kesini , paling ada beberapa gerombolan seorang siswa yang kesini dan siswi paling paling Sasa serta teman temannya , hari ini Sasa malas sekali mengikutin jam pelajaran entah apa rasanya ia tidak ingin , ia tau guru yang mengajar dikelas nya pagi ini adalah guru terkiler namun Sasa tak perduli
Sasa berdiri ditiang penjaga rooftop sekolah , terus menghirup udara segar dalam dalam , kejadian beberapa 2 tahun lalu terus saja berputar di otaknya , Sasa memejamkan kan matanya mengingat semua kejadian yang telah ia alami rasanya sungguh dia adalah gadis yang lemah dibalik sikap nya yang acuh , semua kenyataan seolah selalu mengatakan tidak ada ketidakadilan untuk Sasa , siapa yang mau menerima masalah seperti ini? Tidak ada orang sanggup rasanya , tapi biarkan ini semua berjalan dengan semestinya , ingatlah Tuhan tidak akan kasih cobaan diluar batas kemampuan nya.;)
Sasa tersenyum tipis setelah mengingat semuanya , senyum yang tak pernah ia tampakkan semenjak semua kejadian menimpa nya , Sasa anak gadis yang ceria dengan sejuta canda tawa kini telah hilang digantikan wajar datar yang mewakili harinya selama ini
Tiba tiba saja sebuah panggilan dari ponselnya menyadarkan dirinya dari lamunan itu
"Iya?"tanya Sasa dasar
"We are you okay Sasa?"tanyanya dari sebrang telpon
"I met fine , why?"
"Ck , masih Sasa yang acuh , come back baby"
Sasa memutar bola matanya malas meskipun orang di sebrang sana tidak dapat melihatnya
Terdengar helaan napas kasar dari sebrang telpon
"Jangan bilang lo lagi di rooftop sekolah cabut mata pelajaran?"tanyanya
"Yes you benar"jawab sasa membenarkan
"Ck , sa sa"
"Bolos sehari gaakan bego"
"Sombong deh yang otaknya diatas rata rata"
"Gaada rindu?"tanya Sasa
"Huh , masih sibuk disini"ucapnya sambil menghela napas panjangnya
"Kapan ada waktu"tanya Sasa datar
"Tunggu ini selesai"
"Gainget kota asal?"tanya Sasa
"Inget ko santai"
"Kapan?"
"Kayanya di undur lagi deh"ucapnya
"Kenapa bisa?"
"Makin banyak kerjaan disini"
"Ck , susah si iya minta waktu cuma dikit aja!"Bentak Sasa
"Mau apa"tanya orang di sebrang sana
"Lo balik!"bentak Sasa lalu memutuskan sambungannya sepihak
Sasa memasukan ponselnya kedalam saku bajunya lalu menutup wajahnya menggunakan tangannya
"Argggg,ckk"desisnya
***
Kelas Sasa kini sedang perang dengan beberapa soal matematika yang dikasih oleh guru killer yang di seganin oleh semua siswa siswi
KAMU SEDANG MEMBACA
SaSa
Short Story[Judul di perbaikin] Bukan kisah kisah cinta yang seperti biasanya , tapi sebuah penekanan batin yang membuat nya masuk kedalam pergaulan yang bebas , lingkungan seolah selalu menyatakan tidak ada keadilan untuknya , lingkungan selalu mendukung...