Sasa menghirup udara segar dari rooftop sekolahnya , lagi lagi dirinya tidak dapat mengikuti kegiatan olahraga karna tangannya yang masih dalam perbanan , padahal ia ingin sekali ia memainkan bola Basket tersebut
"Huh"eluh Sintya yang baru saja datang
"Gaikut olahraga?"tanya Sasa
"Males gue sama Bella doang mah dongo ga ketulungan mending ngandem disini"ucap sintya
"Oh"jawab Sasa singkat
"Mending telpon dia sa dari pada lo gabut"
"Ada jam kuliah dia kayanya"ucap Sasa
"Yauda kantin yok laper gue"ucap Sintya
"Ayu"ajak Sasa
"Tangan masih sakit ga sa?"tanya Sintya
"Mendingan"
"Besok besok kalo gitu jangan balik kerumah , kerumah gue aja okay?"
"Ah siap buboss"
Sintya dan Sasa pun akhirnya pergi menuju kantin dan setalah sampai di kantin mereka memesan mie ayam
"Kerumah bunda yu sa"ajak Sintya
"Lo kangen"tanya Sasa
"Seharusnya lo tau diri"jawab Sintya
"Oke balik sekolah ini"jawab Sasa
Sintya tersenyum manis lalu mengangguk kepada Sasa
"Gausa senyum senyum"ucap Sasa yang peka karna pasti Sintya tersenyum kepadanya
"Ih Sasa mah gabisa liat orang senang"ucap Sintya
"Alay"desis Sasa
"Res ada titipan ni"bukan suara Sintya , tapi Tania temen sekelas Sasa yang menghampiri dan membawa sebuah kotak berwarna coklat
"Oh oke thanks"ujar Sasa dan Tania pun langsung pergi meninggalkan Sasa dan Sintya setelah ia mengangguk
Didalam kotak itu tertulis sebuah note sederhana yang tulisannya adalah
"Makan gausa takut gendut gitu , coklat kesukaan lo ga seharusnya lo musuhin karna lo takut kegendutan , jangan sedih lagi sayang;) see youu"
Sebuah note yang sederhana namun membuat Sasa senang , tidak banyak yang berubah tulisannya pun masih sama , Sasa mengambil ponselnya di sakunya lalu menghentikan sesuatu untuk sipengirim coklat itu , dia tau siapaa yang membuat ulah seperti iniMood boster💘🖕
Thanksyou somuach hehe , gaada yang berubah semuanya masih sama , cepet comeback mwah❤
KAMU SEDANG MEMBACA
SaSa
Historia Corta[Judul di perbaikin] Bukan kisah kisah cinta yang seperti biasanya , tapi sebuah penekanan batin yang membuat nya masuk kedalam pergaulan yang bebas , lingkungan seolah selalu menyatakan tidak ada keadilan untuknya , lingkungan selalu mendukung...