Sorry to typo
________
Mobil yang ditumpangin oleh Azzam dan Renata sudah masuk ke dalam perkarangan rumah minimalist itu.
Azzam turun dari mobil dan beralih kebangku penumpang yang ditempatti Renata. Dibukanya pintu itu yang membuat Renata bisa keluar dengan mudah.
Azzam dan Renata berjalan masuk kedalam rumah minimalist itu.
Mereka berdua disambut oleh bi Ratih, asisten rumah tangga keluarga Azzam.
"eh den Azzam udah pulang toh, aden ama non mau dibuatin apa?"
"buatin jus kesukaan Azzam aja ya bik, Ren lo mau apa?"
"air putih aja bik"
Bi Ratih melangkah kembali ke dapur untuk membuatkan minuman anak majikan dan temannya itu.
Renata duduk di sofa yang berada di ruang tamu.
"ta gue ke atas bentar ya" Renata mengangguk.
Semnari menunggu Azzam kembali dari kamarnya, Renata melihat sekeliling rumah Azzam yang minimalist ini.
"sederhana banget ya padahal orang kaya"
Sembari berguman seperti itu pintu utama rumah Azzam terbuka menampilkan wanita cantik berumur yang masuk dengan tangannya membawa beberapa papper bag.
Sementara itu bi Ratih kembaki dengan membawa minuman "eh nyonya udah pulang"
Wanita cantik yang dipanggil nyonya itu tersenyum "iya bi, Azzam ada bi?"
"ada kok nya"
Wanita yang dipastikan ibunya Azzam itu menoleh, tersenyum kepada Renata "hey...pacarnya Azzam ya"
Renta tersenyum lalu menghampiri ibu Azzam yang masih berdiri dengan paper bagi ditangannya.
Renata meraih tangan ibunya Azzam lalu menyaliminnya "bukan kok te, saya Renata temennya Azzam"
"ma.." tegur Azzam yang berada di anak tangga yang membuat mamanya dan Renata melirik.
"oh jadi ini ya yang namanya Renata yang sering abang ceritain itu, manis." goda mamanya Reza sembari cekikikan, membuat Azzam dan Renata tersipu malu.
"yaudah Renata tante ke atas dulu ya" Renata mengangguk.
Renata kembali duduk dan menyerup air putih yang dibawai oleh bi Ratih tadi.
"zam mama lo cantik banget ya!pantesan lonya ganteng!" ceplosnya langsung menutup mulutnya.
Azzam terkekeh "oh jadi lo mengakui ke gantengan gue gitu ya"
Selagi mereka sedang asik-asiknya mengobrol dan menonton kartun di televisi, datang seorang cowok dengan tampilan brutal masuk sembari meringis kesakitan.
"bang Reza! Lo kenapa?" Azzam berjalan menghampiri Reza yang jalan tergopoh-gopoh itu.
"lo tauran lagi bang?"
"hm..."
Azzam membawa Reza duduk di sofa yang sama dengan Renata. Melihat kehadiran Renata, Reza menatap tajam.
"lo tunggu disin bentar gue ambilin kotak obat dulu"
Reza terus saja meringis kesakitan sembari melirik Renata yang terus saja memperhatikkannya tanpa bergeming sedikitpun.
"lo ngapain dari tadi ngelihatin gue kek gitu!!?" tanyanya sedikit membentak.
Renata mengedipkan matanya "pasti sakit ya kak?"
Mendengar penuturan Renata, Reza berdecak dan kembali meringis kesakitan lagi.
Dari dalam, Azzam kembali lagi dengan membawakan kotak obatnya. Berniat ingin membersihkan luka yang ada di sekujur wajah dan tubuh Reza.
Belum sempat ia ingin membersihkan luka itu...
"Zam ke atas dulu gih, papa kamu nelpon nih mau bicara sama kamu" mama Reza sedikit berteriak memanggil Azzam.
Renata mengambil ahli kotak obat itu dari tangan Azzam "biar gue aja Zam, lo hampirin dulu mama lo"
Azzam menganggu, beranjak dari hadapan mereka berdua.
Sementara sekarang, Renata menarik ujung wajah Reza, mencari letak luka yang ada di wajahnya itu.
Perlahan Renata membersihkan luka yang ada di suduk bibir Reza dengan kapas yang sudah diberinya alkohol terlebih dahulu.
"Awww...!!!sakit bego, hati-hati dong!" sarkasenya sembari meringis dengan sentuhan itu.
"iya-iya, makanya kak...kalau gak mau terluka gini jangan coba-coba mau tauran, kan jadinya begini! Nah lihat sekarang, lo kan yang susah lo sendiri, sayang banget enak-enak muka mulu ehhhh sekarang udah bernoda kayak gini!!" cicit Renata yang masih terfokus memebersihkan setiap inci luka yang ada di sudut bibir Reza.
Dia tak menghiraukan lagi siapa lagi yang di ocehinnya seperti ini. Seperti inilah ia, Renata tak segan-segan mengoceh kalau melihat luka seperti ini, sempat waktu itu abangnya pernah jatuh dari tangga karena menjahili dia, saat itu Renata udah gak tahan lagi mau berak...eh Bang Hafiz ngalangi dia untuk masuk kekamarnya biar segera ke kamar mandi, melihat wajah Renata yang udah gak bisa dijelasin lagi ekspresinya karena udah gak tahan,akhirnya bang Hafiz mebiarkan ia masuk ke dalam dengan tertawa-tawa. Sangkin asiknya tertawa,bang Hafiz gak sadar dia berdiri di ujung tangga, Alhasil ia melinding jatuh dan terbentur meja yang ada di dekat tangga, dara bercucuran deh di keningnya. Berhububg gak ada orang dirumah, bang Hafiz gak bisa bergerak karena tububnya kesakitan,ia terus saja meneriakkin Renata. Merasa terpanggil Renata mencari abngnya itu, saat ia lihat, abangnya udah tergeletak kayak bayi yang lagi tengkurap, dengan darah yang bercucuran. Renata cepat-cepat menolong abangnya itu dan berakhirlah Hafiz diocehin oleh Renata sampai ia puas.
Back to topik.....
Reza terus saja memperhatikan Renat yang lagi-lagi telaten dalam mengobatin lukanya seperti di tangan kemarin.
Ia tersenyum.
Kok seneng ya liat nih cupu ngomel kek gini, gemes...pengen cubit batin Reza yang terus saja memandangi Renata yang mengomel tak ada puasnya.
Tak habis-habis nya mengomel, Reza semakin gemes dan spontan menarik bibir Renata yang mengomel itu dengan tangannya.
"cerewet banget sik bik..!" cemohnya tersenyum lebar.
Melihat Reza yang tersenyum lebar kepadanya, Renata tercengah membuka mulutnya.
Ehhh matanya mana coba?kok manis ya...
Batinnya yang masih tercengang melihat senyuman Reza.
"kak Reza...ini eksklusif banget lo ngelihati kak Reza senyum......"
________
Mungkin kek gitulah ya senyumnya Reza...manis banget ya, matanya sampai hilang hehehe
.
.
.
.
.
.
Sekian...Vote comment and share!
See you 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Hello To Cupu ( Tahap Revisi )
Teen FictionSebelum membaca,Folow terlebih dahulu! Jangan lupa vote dan comment! "HEY BERANDAL!!!" Cupu-cupu gini, ia ngelawan tau! Tapi dari sikap dia yang sok ngelawan ini lah, awal masuk sekolah barunya jadi begitu runyam.. Kata anak-anak Sma Hara 'menentang...