SHTC 14

461 41 2
                                    

Sorry to typo

_______

"gue mau lo jadi...

















Temen gue Ren" Reza merasa tak yakin setelah mengucapkan itu, sementara itu gadis yang berada didepannya itu terbujur kaku karena terlalu dekat dengannya.

"eh..serius kak?"

"iya gue serius,lo mau kan jadi teman gue?"

Renata mengangguk tersenyum "mau kok, gue mau jadi teman lo kak, tapi kenapa tiba-tiba kak, ini bukan cara lo yang pengen ngebully gue kan?"

Reza melepaskan pautan tangannya di tanga Renata, menyentik kening gadis itu, membuat sang empuh meringus kesakitan.

"selain pikiran lo kotor ternyata pikiran lo berburuk sangka juga ya! Gue gak sejahat itu kali" sewotnya

Renata menyengir kuda "ya kali aja, kata anak-anak di sma Hara, lo itu cowok pembully terkejam kak, lo gak bakal semuda itu ngelepas mangsa lo kan? Ya itu aja si yang buat gue jadi berprasangka buruk gini, kan tiba-tiba banget kek gini!"

Reza melirik Renata sembari bersedekap "oke gue jelasin...."

Reza dan Renata beralih ke sebuah sofa tua yang ada di dekat mereka, duduk dan mulai mendengar penjelasan Reza.

"dari awal gue udah tertarik sama lo..."

"eh?"

"bukan tertarik suka kali neng!" celetuk Reza yang mengerti akan deheman Renata tadi.

Renata menyengir kuda lagi sambil manggut-manggut "terus-terus?"

"lo berani, gue takjub lihat lo ngebentak gue kayak gitu. Semua orang takut sama gue, cowok aja takut apalagi cewek. Ya, saat itu juga gue tertantang gue gak mau kalah sama lo waktu itu jadi ya gue ngebully lo deh. Beberapa kali gue ngebully lo, lo diam aja dan gue gak ada rasa ibah saat itu. Gue bully lagi lo tapi saat kita ketemu di apotik itu, lo malahan bantuin gue, padahal gue udah jahat sama lo. Ternyata lo baik ta, tapi gue terus menepis perasaan gue tentang kebaikkan lo itu. Dan akhirnya gue menyerah, lo emang baik, gue seneng pas lo ngobatin luka gue tadi, gue merasa ada yang memperhatikkan gue lagi, gue seneng pas denger lo ngomel tadi. Dan gue merasa ada warna lagi di kehidupan gue"

"lo tulus ta, dan gue begitu butuh dengan orang yang tulus seperti lo!" jelasnya tersenyum kembali memegang tangan Renata.

"maafin gue ya udah berlaku kasar waktu itu, sebagai permintaan maaf, gue bakal melindungi diri lo ta sebagai temen gue"

Renata tetap terdiam.

"maaf ya gue kayak kelihatan ngarep banget jadi temen lo, padahal lo gak sebanding jadi teman, lo baik dan gue jahat"

Renata tetap diam, mendengar Reza yang masoh berbicara.

"gue gak punya temen lagi selain Nabil, terkadang gue cemburu sama dia...walaupun dia bad sama kayak gue, tapi dia tetep banyak temen sementara gue? Gak ada, Beruntung masih ada dia.."

Reza melepaskan gengamannya pada tangan Renata, beranjak dari sofa, melangkah ke arah pintu rumah.

"ah udahlah ta, lo gak perlu jadi temen gue!"

Say Hello To Cupu ( Tahap Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang