Pletak!
Suara pukulan cukup keras melayang menghampiri kepala Johan. Ketika pria itu sedang asyik menikmati makanan yang ia santap hari itu, Gea seolah tidak mempedulikannya. Ia lalu duduk di hadapan pria itu dan sedikit terpelengak.
"Maaf. Maaf."
Ucapan itu memang terdengar tulus namun raut wajahnya terlihat tidak merasa bersalah. Hal itu menjadi alasan untuk Johan tidak bersabar.
"Yaaaakh!" pekiknya. Ia memang selalu telat dalam merespon.
Lagi. Tanpa rasa bersalah, Gea mengeluarkan kata maaf. Lalu ia bangkit dan menatap teman masa kecilnya tersebut. "Gue tunggu lima menit lagi. Awas kalau lo nggak keluar ya," ancamnya dengan wajah penuh ketegasan. As always. Johan akan selalu mengalah.
Karena bagi Johan, tidak peduli seberapa banyak hal yang merugikan dia, asal gadis itu bisa tersenyum, itu sudah lebih dari cukup.
Fin~
YOU ARE READING
31 DAYS WRITING CHALLENGE 2018
RandomIni challenge untuk menulis selama 31 hari. Dengan beberapa ketentuan seperti berikut. 1. Menulis sebuah drabble, cerita bersambung, puisi ataupun jenis karya sastra lainnya. Dengan jumlah kata 100-300 kata. Tidak boleh lebih ataupun kurang. 2. Kary...