Selalu

9 1 2
                                    

Lindang.

Bahkan penghasilan Gia pun lenyap. Padahal baru awal bulan. Itu semua berkat utang yang dia pupuk. Dan malam ini, dia hanya bisa tersenyum menatap sekelilingnya sambil mentapnya nanar. Entah apa yang salah bahkan ia yakin jikalau dia pun sadar, ia akan tetap melakukannya.

"Gi, aku ada masak ayam goreng. Kamu mau?"

Itu bukan berasal dari lamunannya. Atau bahkan ia tidak sedang berkhayar untuk hal itu. Tapi dia berusaha untuk melihat pintu kostnya yang tertutup rapat.

Tanpa sadar, ia berjalan dengan bahagia menuju pintu. Wajahnya sedikit berseri. "Makasih.'

"Sama-sama. Sekali lagi belajar hemat ya, Gi. Perjalanan masih panjang."

Nasihat itu lagi. Tapi biarlah. Toh dia bisa makan.

Fin~

31 DAYS WRITING CHALLENGE 2018Where stories live. Discover now