3

596 84 3
                                    


Selama makan mereka diam sambil menikmati makanannya, mata stefan berkeliling melihat sekitar. Entah kenapa matanya berhenti di meja paling pojok kanan, dia seperti melihat seseorang yang ia kenal. Tapi sama sekali stefan tidak berniat untuk menghampirinya. Beberapa menit kemudian mereka selesai dan kembali ke kampus membawa makanannya itu.

Stefan ke basecamp untuk meletakkan makanannya karena adi sudah harus langsung masuk ke kelasnya. Disana ada Kevin dan beberapa anggota young art lainnya yang tengah menggarap majalah.

"weits apaan tuh" Kevin melihat stefan meletakkan sesuatu di dalam kulkas.

"makanan buat ntar malem"

"enak-enak tuh kayaknya"

Yuki dengan dress warna ungu masuk ruangan itu.

"hai semua" sapanya sambil melihat stefan juga. "verrel gimana?" berjalan mendekati stefan yang sudah duduk disofa.

"udah ada dirumah kok" jawabnya santai

"eh ki sini deh" mendengar dipanggil Kevin yuki langsung mendekat ke kepala timnya itu. "jadi gue abis dapet laporan dari anggota kita, katanya mereka susah minta wawancara esa sigit itu. mereka bilang sih si esa anaknya cuek banget terus sombong, dan anggota kita angkat tangan"

"terus harus gue gitu?"

"yaiyalah, apa perlu gue?"

"emmm iya iya pak ketua tim, ntar deh gue coba sebisa gue"

"nah gitu dong"

"yuki" stefan berjalan dan berdiri dibelakang kekasihnya itu. "kamu abis dari mana? Tadi kayaknya pas lewat kelas kamu, kamu nya gak ada"

"oh tadi aku abis beli makan dikantin, kenapa? kamu kan paling gamau kalau aku suruh ke kelas?"

"ya tadikan pas lewat aja, yaudah aku ke kelas dulu. Vin gue cabut dulu"

"oke bro"

Setelah mendapat sedikit arahan dari Kevin, yuki langsung keluar dan berkeliling kampus untuk mencari keberadaan esa. Untuk kali ini sengaja ia hanya sendiri tanpa bantuan dari anggota timnya yang lain, tidak lupa dia mengalungkan camera kesayangannya di leher.

Sementara itu di perpustakaan stefan mulai mengerjakan tugasnya karena beberapa makalah sudah mendekati batas waktunya setelah beberapa minggu ia abaikan dan focus ke young art. Saat focus ada seseorang yang tiba-tiba duduk disampingnya dan membuyarkan konsentrasinya.

"hai" sapa gadis itu dengan senyum termanisnya.

"apa?" stefan melepaskan headset yang dari tadi ia pakai.

"nih gue Cuma mau ngasih lo undangan" meletakkan sebuah undangan warna biru di meja stefan, dan pandangan stef seperti tengah bertanya-tanya. "itu undangan ulangtahun gue ke 21, soalnya tradisi keluarga gue ngerayainnya di umur 21 bukan umur 17 kayak anak-anak yang lain."

"kenapa lo ngejelasin panjang lebar?" tanyanya dengan wajah datar

"emmmm, sekalian ini lo kasih ke yuki. gue tau lo pasti ngajak dia, karena Cuma yang punya undangan yang bisa masuk. Gue harap lo dateng, gue cabut dulu, thanks stef" dengan santainya gadis itu pergi, dan stefan membolak-balik undangan itu.

Di halaman tengah dekat sebuah kolam air mancur nina membuka laptopnya dan mulai menjalankan tugasnya sebagai tim editing, dia mempercantik tampilan bagian tokoh-tokoh mahasiswa yang mereka angkat disetiap edisi young art. Sudah 3 tokoh yang berhasil mereka dapatkan foto dan wawancaranya, kini tinggal 2 lagi yang belum ada kabarnya.

YOUNG IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang