5

484 64 5
                                    

Jam istirahat siang nina mendapatkan pesan singkat, langsung saja ia keluar dan menuju café yang berada di depan kampus. Setelah melihat sosok yang ia kenal, langsung saja dia duduk dengan sopan dihadapannya.

"maaf tante nunggu lama" kata nina hati-hati

"waktu saya gak banyak jadi langsung aja" ibu-ibu paruh baya itu melirik jam tangannya sebentar. "saya denger kamu masih berhubungan sama Kevin?"

"iya tante" jawab nina lirih

"sayakan sudah bilang kalau sekarang saya udah gak setuju lagi sama hubungan kalian berdua, beda saat kalian masih SMA"

"apa ini masalah kuliahnya Kevin tante?"

"kamukan tau, papah mamahnya kevin itu dokter. Dan dia kuliah milih satu universitas sama kamu, dan itu udah ngehancurin mimpi tante buat punya anak dokter" jelas tante itu dengan nada yang sedikit kesal. "dan sekarang dia milih ngontrak daripada dirumah, udah gak jadi dokter, sekarang sibuk ngurusin majalah gak jelas. Bingung deh sama anak jaman sekarang, diatur gak bisa"

"maaf tante, kalau masalah itu aku udah berulang kali ngomong ke Kevin supaya masuk ke kedokteran bahkan sebelum kelulusan. Tapi kevinnya sendiri yang bilang gamau jadi dokter"

"dia gak mau jadi dokter karena adanya kamu nina, dia pengen satu kampus sama kamu. Kenapa sih kamu gak ngalah aja ikut Kevin masuk ke kedokteran, kenapa harus Kevin yang ngalah sama kamu masuk ke universitas negri. Dan gara-gara ini tante gak setuju sama hubungan kalian lagi, mungkin kalau Kevin mau ke kedokteran tante masih bisa restuin kalian" mamah Kevin terlihat menarik nafas panjang. "yaudah, tante harap kali ini kamu dengerin omongan tante. Kalian harus putus atau bujuk Kevin saat ajaran baru nanti dia masuk ke kedokteran dan keluar dari kampus itu" setelah menyelesaikan kata-katanya mamah Kevin langsung pergi tanpa pamit.

Sedangkan di parkiran yuki sedang menunggu esa, beberapa menit kemudian esa muncul dengan jalan santainya. Padahal sudah sekitar setengah jam yuki berdiri kaku disana.

"lo itu lama banget sih" kesal yuki dengan menutupi wajahnya dari sinar matahari.

"jadi gimana? Lo tanda tangan atau..."

"sebentar deh, ini syarat keterlaluan banget lho. Lo suka sama gue?" tanya yuki to the point sambil mengangkat amplop coklat yang diberikan esa kemarin.

"gue suka sama lo" jawabnya santai dengan kedua tangan di dalam kantung celana.

"ha? Becanda nih anak" yuki menggelengkan kepalanya

"jadi gimana? Gua gak punya waktu banyak, gue masih ada acara lagi"

"bentar, gue harus ngereview apa yang ada di dalam amplop ini. syarat pertama lo minta nomer handphone gue, syarat ke dua kita harus ngedate, syarat ke tiga gue harus nemenin lo di acara keluarga lo, syarat ke empat setiap lo sms gue harus cepetan dateng, dan syarat ke lima setelah kebutuhan majalah selesai gue gak boleh ngehindar dari lo. Heloooooo ini ceritanya lo ngontrak gue atau apa sih?" tanya yuki kesal dan sesekali ia menghempaskan rambutnya yang ia urai itu, sedangkan esa masih santai sambil mengangguk-angguk mendengarkan deklamasi yuki.

"intinya?"

"yaa gak bisa gini dong, ini itu gak adil. Gue masih punya ribuan kegiatan lagi, bukan Cuma ngurusin lo aja"

"semenit lagi, kalau lo masih ngoceh. Gue anggep lo nolak" esa melirik jam tangannya yang terlihat mahal itu.

"aduhhhh kenapa sih masalah baru dateng lagi, Cuma demi majalah gue harus ngejual waktu gue buat nih bocah. Kayaknya gue dikerjain deh sama anak kecil" yuki mengomel sendiri sambil sesekali muter-muter memegang jidatnya.

YOUNG IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang