Stefan sekarang sedang di tangani, esa berpamitan pulang karena dia tidak mau menimbulkan masalah ketika semua teman-temannya yuki nanti datang. Yuki berada disamping stefan sambil terus memegang tangannya dan dokter mulai memasangkan gift dan perban di kaki kiri stefan.
"aaaaahhh" rintih stefan pelan masih dalam memejamkan mata, tangannya terus mencengkram erat tangan yuki.
"stefan" young six yang lainnya datang dan langsung bergerumbul di dalam. "aduh kenapa kayak gini lagi sih, kemarin berantem sekarang ketabrak motor" komentar adi.
"Di" dengus nina dan adi hanya senyum.
"kok bisa kayak gini sih ki?" tanya kevin
"dia tadi kesrempet motor gitu di area kampus" jawabnya sambil mengelus tangan stefan yang tetap mencengkeram tangannya
"ada-ada aja" geleng verrel, "ini harus nginep ya dok?" sambungnya
"jadi bisa dirawat dirumah tapi harus istirahat total dulu, ini tulang kakinya retak jadi bed rest dulu sementara. Jangan jalan kalau gak perlu biar sembuhnya cepat" kata dokter setelah menyelesaikan pekerjaannya.
"apa perlu suster dok buat rawat jalannya?" tanya Kevin
"jika pasien mau bisa, nanti suster dari rumah sakit akan merawatnya dirumah"
"yaudah dok, nanti kalau memang perlu kita akan urus" jawab Kevin lagi
"baik saya permisi dulu" dokter dan seorang suster itupun keluar.
"aduh gimana ini" verrel terlihat frustasi. "mana acara young art 2 minggu lagi" tambahnya
"yaudah itu kita handle aja berlima, biar stefan fokus dulu sama penyembuhannya" saran nina, "lo juga ki, bantuin stefan ya biar dia cepet sembuh" yuki mengangguk.
"atau lo mau kita anter pulang aja stef?" tanya adi dan stefan menggeleng
"gue di kontrakan aja" jawabnya masih mengernyitkan dahinya sambil menahan sakit
"yaudah gue urus kursi roda dulu, sejam lagi kita balik" kevin kemudian meninggalkan ruangan itu diikuti dengan verrel.
"tapi beneran lo gak ngerasain sakit ditempat lain? Cuma kaki aja?" tanya adi sekali lagi dan stefan hanya mengangguk
Sesampainya di kontrakan stefan turun dari mobil digendong verrel untuk di dudukkan di kursi rodanya, para laki-laki ini bersama-sama membawa stefan sampai ke dalam rumah.
"eh bentar" cegat adi. "mendingan buat sementara stefan tidur di kamar gue atau kamar verrel aja deh yang dibawah, kasian kalau harus naik ke lantai atas" usul adi
"yaudah ke kamar gue aja, gue tidur dikamarnya dia nanti" jawab verrel dan mereka semua masuk ke kamar verrel, dengan bantuan Kevin, stefan berpindah ke kasur dengan pelan masih dengan raut wajah yang kesakitan.
"gue masak sesuatu dulu aja ya buat kita, bikin bubur juga buat stefan" kata nina dan ia keluar kamar diikuti dengan Kevin.
"stef, lo istirahat total aja dulu. Masalah young art biar gue sementara yang urus, dan lo juga ki. Sementara kita tinggal ngurus young art, tolong lo urus stefan ya?" kata verrel, dan yuki hanya mengangguk lesu. Kemudian verrel dan adipati juga keluar dari kamar itu.
"gini bentar" yuki membenahi bantal stefan agar mantan kekasihnya ini nyaman menyandarkan punggungnya "gue ambilin air dulu buat minum obat sama siapa tau ada roti di kulkas, bentar" sebelum yuki beranjak stefan sudah menarik tangannya lagi. "apa? Mau gue beliin makanan?" tanya kembali duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG IN LOVE
FanfictionYoung Art, adalah nama sebuah majalah kampus. Majalah ini terbit untuk Universitas Putra Bima. Setiap bulan majalah ini berhasil terbit, mungkin untuk beberapa kalangan majalah bukannya hal yang ditunggu karena sudah banyak alat yang bisa digunakan...