Yuki yang kesal berjalan cepat keluar, dia tidak memperdulikan mobilnya. Sesampainya di depan gerbang disana ada seorang cowok yang sepertinya sudah menunggu lama, cowok itu yang asik memainkan tangannya langsung menatap yuki ketika suara gerbang terbuka terdengar.
"esa lo ngapain disini?" tanya yuki kaget, dari belakang langkah kaki Kevin terdengar semakin dekat.
"gue jemput lo" jawabnya santai
"heh lo ngapain disini?" bentak Kevin dan esa hanya membalas tatapannya.
"yaudah anterin gue pulang" yuki berjalan mendekati pintu mobil, pintu itu masih terbuka sedikit tapi Kevin dengan cepat menutupnya lagi. "apaan sih vin" kesal yuki
"lo mau pulang sama dia?"
"emang kenapa? Cuma dia yang mau temenan sama gue"
"ngomong apaan sih lo"
"gue tuh bête sama lo semua, gue butuh tempat buat curhat tapi dari kalian berlima gak ada satupun dari kalian yang tanya apa gue baik-baik aja. Kalian Cuma tau gue berantem sama stefan dan kalian Cuma misahin tanpa ngasih solusi, gak semua pasangan bisa nyelesain masalah mereka berdua vin, terkadang kita juga butuh pihak ketiga dan gue berharapanya pihak ketiga itu kalian, tapi apa nyatanya? Gue tau lo juga ada masalah, tapi seenggaknya lo bisakan Cuma sekedar basa-basi tanya keadaan gue?"
"yuki, lo...."
"sekarang paling enggak lo udah nemu jalan buat masalah lo, sedangkan gue? Gue mau ngomong berdua sama stefan aja gak bisa, gue tau gue salah dan gue mau minta maaf, apa mahal banget ya waktu kalian buat gue"
"bentar deh ki, lo itu terlalu sensitive, kita semua...."
"udahlah, gak ada gunanya juga gue ada disini, masalah young art udah bereskan?" yuki menatap Kevin diam sebentar lalu ia masuk ke mobil esa tanpa bisa dicegah lagi.
"sekarang gue boleh pergi?" tanya esa dengan senyum ringannya.
"lo" Kevin menarik kerah baju esa. "ternyata lo beraninya main belakang ya" bisik Kevin marah
"belakang? Gue jelas-jelas jemput dia didepan lo semua" esa melirik ke arah belakang Kevin dan Kevin mengikuti pandangan esa, disana ternyata sudah ada semua teman-temannya termasuk stefan yang berdiri agak juah dari mereka. "gue gak main belakang bro, gue main bersih. Tanpa gue tarikpun, yuki bakalan dateng ke gue" jawab esa dengan senyum kemudian Kevin melepaskan cengkramannya dengan sedikit mendorong.
"sampai lo macem-macem sama yuki, bukan stefan tapi gue duluan yang akan bunuh lo. Karena yuki udah gue anggep sebagai adik, lo ngerti?"
"siap kakak" esa seperti memberi hormat dan tersenyum ke arah yang lain lalu memutar jalan dan masuk ke mobilnya.
"terus gue?" nina yang dari tadi dibelakang kevin kini bingung
"aku anterin" kata kevin dengan sedikit malas
***
Nina dan yuki pergi ke kampus secara terpisah, semalam nina sudah berbicara dengan yuki dan nina berhasil meluluhkan hati yuki. tapi entah kenapa yuki masih merasa marah dengan semua sahabat laki-lakinya itu.
"yukiiiii" adipati dari belakang langsung merangkul leher yuki, dibelakang adi ternyata ada stefan, Kevin dan verrel juga.
"sakit" rengek yuki sambil melepaskan tangan adi. "kenapa sih kayak anak kecil" omelnya datar.
"astaga, masih aja jutek" komentar adi
"sana deh ah" yuki melanjutkan jalannya.
"lo gak mau nyelesain masalah lo?" verrel menatap stefan

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG IN LOVE
FanfictionYoung Art, adalah nama sebuah majalah kampus. Majalah ini terbit untuk Universitas Putra Bima. Setiap bulan majalah ini berhasil terbit, mungkin untuk beberapa kalangan majalah bukannya hal yang ditunggu karena sudah banyak alat yang bisa digunakan...