9

485 79 2
                                    


Verrel berjalan di lorong kampus, dia baru saja selesai mengikuti semua mata pelajaran hari ini. langkah kakinya menuju ke tempat biasa yaitu basecamp tetapi di depannya ada Gio yang menunggu dengan bersandar ke tembok kelas.

"gue nungguin lo" cegah gio, verrel hanya memandangnya. "langsung aja, lo temennya adikan. Gue seharian nyari dia gak ketemu, bilang sama dia jangan berani-beraninya ngedeketin vio. Ternyata semua temen lo sama ya, gak stefan gak adi semuanya tukang tikung"

"tikung? Emang pacar siapa yang mereka tikung? Pacar lo?"

"iya, gue jadian sama vio. Kemarin gue liat temen lo yang urakan itu ngobrol sama cewek gue, gue gak suka. Lo sampein ke dia" gio kemudian berjalan melewati verrel.

Nina siang ini sudah berada di basecamp lalu kemudian dia keluar dan berjalan menuju café depan, mami Kevin menelfonnya dan ingin bertemu. Dengan deg-deg an nina menemuinya.

"siang tante" sapa nina mengambil kursi

"bukannya ngebujuk Kevin kamu malah bikin dia marah sama saya, kamu tuh bener-bener ya" mami Kevin menggelengkan kepala. "nina, tante tau kamu anaknya baik. Dan tante gak masalah kamu pacaran sama Kevin, Cuma sekali lagi tante bilang, kamu harus bantu tante buat ngeyakinin Kevin biar dia mau jadi dokter. Apa itu susah banget ya buat kamu?"

"maaf tante, aku juga udah berusaha sebisa aku buat ngomong sama Kevin. Tapi dia sama sekali gak mau denger, dan setiap aku ngebahas tentang ini dia selalu marah-marah."

"oke, tante terpaksa pakai cara lain buat bujuk dia" mami Kevin mengeluarkan sebuah foto perempuan dari tasnya. "tante akan jodohin Kevin sama perempuan ini. dan dia harus milih, dia milih pindah ke kedokteran dan saya restuin kalian, atau tetep di kampus dan tetep dengan hobi fotografinya tapi dengan syarat dia mau tunangan dengan perempuan ini. dia mahasiswi di kedokteran dan papahnya teman tante di rumah sakit" mendengar itu nina hanya menahan pedihnya, dia tetap menatap foto perempuan itu dengan air mata yang hampir menetes.

Di basecamp adi sedang tiduran dengan handphone di tangannya, dan disana juga terlihat stefan yang sedang bersantai karena mereka untuk beberapa saat ingin melepaskan tangan mereka dari laptop dan camera.

"heh" verel melempar jaketnya ke wajah adi, spontan pria itu langsung bangun. "lo kemarin ngapain sama vio?" tanya verrel sambil duduk dimeja, mendengar nama yang sudah tidak asing stefan memperhatikan mereka.

"gue sama vio? Gue gak ngapa-ngapain perasaan, kenapa tiba-tiba gue?" tanya di balik

"dia udah jadian sama gio, barusan gue diingetin sama gio. Katanya dia liat kemarin lo sama vio dan sekarang kayaknya dia cemburu sama lo" jawab verrel

"kemarin?" adi berfikir sebentar. "ohiya gue inget, kemarin itu dia ngasih undangan pernikahan karena temen kita pas SMA nikah. Gue sama diakan satu SMA, yakali deh gue ngegebet vio. Emangnya si ketua senat oon itu cemburu sama gue? Nah terus sejak kapan mereka jadian? Bukannya vio cinta mati sama stefan?" adi bergantian memandang stefan dan verrel

"mungkin dia gatau kalau lo sama vio temen satu SMA, yaudah lo ati-ati aja sama dia" saran verrel

"yaelah, kalau berantem doang sih gue layani"

"bro bro" Kevin masuk dengan sebuah proposal di tangannya. "proposal kita di acc, dan dana kita sebentar lagi turun. Langsung aja kita proses undangan buat kampus-kampus tetangga" kata Kevin semangat.

Yuki baru saja keluar dari kelasnya, di sana ternyata ada Esa yang sedang menunggu, melihat ada esa yuki langsung putar arah menghindari esa. Dia berjalan sedikit cepat namun tiba-tiba esa sudah berjalan di dekatnya.

YOUNG IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang