005

5.3K 828 77
                                    

Attara nyaris menyemburkan coca-colanya saat melihat Doyoung yang sekarang sudah duduk di depannya dengan memegang tray berisi satu paket cheeseburger dan satu kotak mcnuggets. Gadis itu refleks menutup laptopnya dan menggeser tray kosongnya ke meja di sampingnya.

Attara juga langsung meraih ponselnya untuk mencari-cari apakah dirinya dengan tidak sengaja mengabari Doyoung bahwa ia sedang berada di McDonald's dekat kampusnya. Dan tentu saja hasilnya nihil.

"Lo kalo nggak kesini kemana lagi sih, Tar?" tanya Doyoung datar seraya menyalakan rokoknya, seperti sudah tau apa arti dari gerak-gerik gadis di depannya ini. Pemuda itu mendorong kotak berisi 9 mcnuggets di tray-nya kehadapan Attara. Gadis yang mengenakan kaus berwarna hitam itu mau tidak mau membukanya dan memakan satu.

Doyoung juga membantu gadis itu untuk membuka saus sweet & sour-nya, mengetahui bahwa Attara tidak begitu menyukai saus apapun kecuali yang satu itu. Kemudian lelaki itu kembali sibuk dengan rokok dan french fries-nya.

Keduanya tidak mengeluarkan suara lagi setelah itu, Attara kembali membuka laptopnya untuk menyelesaikan laporan magang dan pemuda di depannya juga sibuk dengan PUBG-nya; sementara semakin lama langit Senayan semakin gelap. Dari tempat mereka duduk, Attara bisa melihat langit yang berubah warna dari merah muda keunguan lalu membiru.

"Kenapa kesini?" tanya Attara kemudian setelah bosan hanya melihat layar laptop dan langit kepada Doyoung yang baru sampai sesudah memesan paket cheeseburger keduanya, dan tidak lupa sekotak mcnuggets.

Pemuda itu menawarkan rokok kepada Attara sebelum menjawab, "Mau ketemu aja," sahutnya enteng. Attara yang sudah menerima rokok sampai tidak jadi menyalakannya.

"No, you're here because you think that I'd go home with you,"

Gadis dengan rambut yang dicepol itu kemudian menyalakan rokoknya dan menghisapnya sebentar. Sementara itu Doyoung hanya bisa mengepalkan tangannya. Berminggu-minggu keduanya secara tidak langsung mempelajari masing-masing, berminggu-minggu pula keduanya mengalami kekerasan secara fisik maupun verbal. Attara menyadari bagaimana sekarang tangan Doyoung yang berada di atas meja terkepal.

Walaupun mereka selalu berakhir dengan pelukan hangat dan ciuman-ciuman ringan yang tersebar di seluruh tubuh mereka, pada awalnya, selalu ada teriakan maupun pukulan yang ditujukan oleh keduanya.

Attara lebih ingin untuk menghentikan kekerasan mereka. Attara tidak ingin lagi kata-katanya ataupun perlakuannya menjadi mental abuse bagi Doyoung. Dan Attara juga tidak ingin tangan atau kaki Doyoung meninggalkan bekas lagi di tubuh gadis ini.

Attara akan dengan mudah berkata bahwa ia ingin menghentikan semua ini, namun terus menerima Doyoung dan menawarkan seluruh yang gadis itu punya. Membuat Doyoung frustasi dan terus berpikir bahwa gadis ini memang tidak pernah menseriusi kata-katanya sendiri. Lalu jika itu semua tidak berjalan seperti ekspektasi pemuda itu, Doyoung tidak tanggung-tanggung ringan tangan kepada Attara, berkata bahwa ia begini karena tidak mau merasa diacuhkan.

"Sadar nggak sih kalau gue nggak mau ketemu lo?"

That's it. Kata-kata tersebut berhasil memancing amarah lelaki itu dan dengan cepat Doyoung menangkap pergelangan Attara; sesuatu yang selalu ia lakukan untuk memulai kekerasan yang lain, namun Attara menahannya. Gadis ini menahan tekanan yang berasal dari cengkeraman Doyoung.

Gadis ini mengatakan 'Sakit' tanpa menyuarakannya, mungkin untuk orang-orang yang melihatnya, akan terlihat seperti Doyoung yang sedang menggenggam biasa tangan Attara; hanya karena keduanya tidak saling kelihatan marah ataupun tersakiti.

Tanpa tahu kekuatan yang Doyoung pusatkan ke jari-jari tangannya, tanpa tahu bekas keunguan yang lagi-lagi akan mewarnai kulit langsat Attara.

Begitu Attara meruntuhkan perlawanannya, Doyoung langsung melepaskan cengkeramannya. Attara menghela nafas pelan dan merasakan rasa sakit di pergelangan tangannya pelan-pelan mulai menghilang, namun bekasnya itu mungkin akan terus ada selama beberapa hari.

"Doy, udahlah, jangan begini terus." Attara memohon dan Doyoung tidak mau mendengarnya.

Akan selalu begitu, Attara yang selalu ingin menghentikannya, dan Doyoung yang tidak pernah mau mendengarnya karena tahu pasti sehabis ini gadis itu akan menangis dan lalu mereka berdua akan berakhir lagi di kamar Doyoung; seperti biasa.

Dan jangan kira Attara tidak mengetahui isi pikiran Doyoung, gadis ini juga tahu betapa bodoh dirinya yang sering ngomong bahwa dia nggak mau begini lagi, tetapi terus luluh dan kembali menjadi teman sepermalaman Doyoung.

Dengan sedikit perasaan takut namun tahu bahwa hanya ini satu-satunya cara karena tidak mungkin Doyoung mau melakukannya duluan, Attara mengucapkannya.

"Gue serius kali ini."

( 2 )  TASTE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang