Dan kalian pikir ceritanya akan sampai disitu aja?
Tidak ada yang benar-benar bisa dilupakan, kalian cuma sedang tidak memikirkannya. Terdistraksi, teralihkan. Tetapi sebenarnya masih ada.
Terkubur, tertutup, oleh hal-hal lain.
Memang terkadang tidak sempat permisi, lalu membuat frustasi, dan juga tiba-tiba hilang tanpa belas kasih.
Doyoung dengan sangat biasa melingkarkan lengannya di pinggang Attara yang sedang bermain game di ponselnya, lalu menarik tubuh gadis itu agar bersentuhan dengannya.
Attara dalam hati melengos, merutuki dirinya sendiri yang selalu tidak bisa menolak. Walaupun otak dan hatinya sudah bisa berkordinasi sekarang, namun tubuhnya sendiri selalu memberikan respon yang berbeda.
Pemuda itu memberikan pundak Attara yang terbuka karena baju sleeveless-nya dengan kecupan-kecupan ringan, sambil tangan kanannya sibuk men-scroll halaman explore Instagram-nya.
"Geli." gumam Attara seraya menggoyangkan pundaknya sekali agar lelaki itu berhenti menciuminya.
TV di depan mereka masih memutar film horror yang pada awalnya mereka berdua setuju untuk tonton bersama. Attara yang ternyata lebih memilih untuk mengejar level Let's Get Rich-nya dan Doyoung yang penakut akhirnya menelantari film tersebut.
"Tonton dulu itu sana, katanya lo mau nonton?" suruh gadis itu walaupun kedua matanya sama sekali tidak terangkat dari layar ponselnya karena sibuk merebut landmark. Doyoung malah bergidik kecil dan meraih jemari gadis itu yang langsung ditarik kembali oleh si empunya; dengan hardikan kecil 'Ngga usah ganggu deeeh.'
Merasa tidak di gubris, sekarang Doyoung beringsut untuk memainkan helaian-helaian poni Attara yang hampir menutupi mata gadis itu, terdengar suara teriakan-teriakan melengking dari TV di depan mereka, tetapi sama sekali tidak ada yang peduli.
"Gua potong poninya, ya?"
"Nggak akan gue kesini lagi."
Pemuda dengan mata kelinci itu langsung sedikit kelabakan, panik ketika mendengar ancaman gadis yang lebih kecil namun moleh itu. Doyoung pun lanjut memainkan poni gadis itu dengan jari-jarinya, memerhatikan bulu mata lentik Attara dan kedua alisnya yang bertautan ketika ia berhasil memperoleh complete tourism dan...
"YES!" pekik gadis itu seraya melempar ponselnya asal ke kasur, dan langsung melingkarkan lengannya di leher Doyoung, kemudian setelah beberapa detik bertatapan dengan lelaki itu, keduanya mendekatkan wajah mereka dan menautkan bibirnya masing-masing.
Dan tidak ada yang mereka berdua tunggu-tunggu, lebih dari ini.
Masih dalam keadaan yang sama, masih dengan status yang tidak berubah.
Walaupun mereka berdua tahu, siapa yang hanya bermain, dan siapa yang memakai perasaan.
==============================
taste
KAMU SEDANG MEMBACA
( 2 ) TASTE.
Fanfictionpain(causer)killer. (sequel to TOUCH.) © 2018 charliesletter