Woojin

14.9K 1.9K 406
                                    

🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🖤

Woojin sudah terlalu sering disebut sebagai pembawa kesialan.

Sejak lahir, Woojin tidak pernah merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Alih-alih yang didapatkannya justru cambukan perih dari sang ayah dan dengusan tajam dari ibu.

Semuanya semakin bertambah buruk semenjak ibu melahirkan adiknya, Seungmin, seorang anak lucu yang dapat dengan mudah mengukir tawa dan kehangatan diantara orang tuanya.

Woojin tentu saja iri setengah mati. Dia tidak bisa mengelak jika hatinya tercubit dan matanya terasa panas setiap kali melihat orang tuanya yang menimang dan bermain dengan Seungmin dan tampak seperti keluarga bahagia yang lengkap, seolah Woojin memang tak seharusnya ada disana bersama mereka.

Lalu memasuki usia dua puluh satu, suatu hari ayah memukuli Woojin dengan sangat brutal. Woojin bahkan tidak tau apa kesalahannya, dia langsung diseret keluar kamar dan dilempar ke dinding sebelum kemudian ditendang dan ditonjok tanpa ampun sembari diludahi dan diteriaki sumpah serapah.

Malam harinya, Seungmin yang baru berumur delapan belas, mengetuk pintu kamar Woojin dengan memeluk baskom berisi air hangat dan sebuah handuk untuk mengompres luka sang kakak.

"Kakak, Umin juga bawain cokelat untuk kakak supaya kakak bisa cepat sembuh!" seru si adik dengan riang, menyunggingkan senyum lebar yang manis, ditangannya ada sekotak cokelat yang tampak sangat lezat.

Woojin mengusap rambut Seungmin penuh sayang. Sebesar apapun rasa iri yang Woojin miliki terhadap Seungmin, dia tidak akan pernah bisa untuk membenci adiknya itu, karena Seungmin memang sangat lovable, mustahil bagi Woojin untuk menolak pesona hangat dan manis yang selalu melekat pada Seungmin itu.

Sepanjang malam, Seungmin sibuk mengurusi Woojin, mengobati lukanya, mengompres bagian yang bengkak, hingga membalut lukanya dengan perban. Seungmin bahkan sampai kelelahan dan tertidur dengan posisi bergelung di samping Woojin, sehingga kedua kakak-beradik itu saling memberikan kehangatan melalui pelukan sampai fajar menjemput.

Woojin akhirnya mengetahui alasan ayah memukulinya besok paginya, disaat keluarga mereka sarapan bersama dan sang ayah tidak berhenti memberikan lirikan tajam sepanjang waktu, kemudian ibu berceletuk,

"Kamu benar-benar sial, Woojin. Ayahmu bahkan tidak berhasil memasuki kelompok dewan tinggi hanya karena kamu."

Pegangan Woojin pada alat makannya bertambah erat, dan satu-satunya yang menyadari ketidaknyamanan yang menguar dari Woojin hanya lah Seungmin.

Sang ayah dengan tidak berperasaan mendengus keras diikuti sebuah ucapan kasar, "Ayah menyesal punya anak tidak berguna sepertimu! Ayah sering membayangkan, kalau kamu mati lebih muda, mungkin semuanya akan lebih baik untuk keluarga kita."

"Ayah.. Ibu.." lirih Seungmin dengan bibir gemetar, air matanya menggenang dan membuat mata cantiknya tampak berkaca-kaca dengan indah. "Kakak tidak salah apa-apa.."

instinct ㅡ stray kidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang