21: Lembar Baru

8.3K 1.4K 971
                                    

🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤

"Heatmu akan terjadi beberapa hari lagi." ucap Changbin menebak-nebak. "Tiga hari?"

Felix mengangguk, memejamkan matanya merasakan jari-jari Changbin yang mengusak rambutnya dengan lembut.

"Alpha Changbin hafal siklusku?" tanya Felix, sedikit mendongak karena kepalanya yang bersandar di bahu Changbin.

Laki-laki itu merangkul pinggang Felix agar mendekat, kemudian mencium singkat pelipisnya.

"Baumu berubah, jadi aku menyadarinya." jelas Changbin sembari menghirup aroma Felix dalam-dalam. "Bagaimana dengan pembicaraan kita semalam? Kamu benar-benar akan setuju, kan? Kamu tidak akan takut denganku dan menyesal nanti?"

Felix menggigit bibir bawahnya, teringat dengan pembahasan sensitif yang mereka bicarakan kemarin.

"Iya! Aku tidak pernah seyakin ini seumur hidupku." sahut Felix mantap, tangannya meraih tangan Changbin dan menyatukannya kedalam sebuah genggaman erat. "Aku percaya pada Alpha Changbin, dan aku juga tau, Alpha Changbin tidak akan menyakitiku. Jadi aku sudah tidak takut lagi!"

"Terima kasih, Felix." ungkap Changbin tulus.

Felix terkekeh kecil, "Seharusnya aku yang berterima kasih, karena Alpha Changbin bersedia menunggu sampai heatku terjadi."

Changbin menggeleng tidak setuju, "Tentu saja aku harus menunggu heatmu. Jika melakukannya ketika kamu sedang tidak heat atau aku yang juga tidak rut, pasti akan sangat menyakitkan bagi Omega, bukan?"

"Dari mana Alpha Changbin tau semua itu?" Felix bertanya antusias dengan kagum.

"Ibu yang mengajariku. Ibu bilang agar aku bisa lebih mengerti tentang pasanganku." terang Changbin, suaranya sedikit gemetar menyebut kata panggilan ibu setelah sekian lama.

Felix yang merasakan perubahan suasana hati Changbin, berusaha menghibur dengan menggesekkan pipi tembamnya manja pada rahang Changbin hingga laki-laki itu kembali tertawa, "Alpha Changbin memang yang terbaik! Aku sangat suka!"

Changbin yang dibuat gemas tidak menahan diri untuk mencuri sebuah ciuman tepat dibibir Felix, memberinya lumatan-lumatan lembut yang menggoda.

Tidak berhenti sampai disitu, Changbin menurunkan ciumannya ke arah rahang dan leher Felix, sesekali menggigit pelan kulit mulus itu hingga meninggalkan jejak-jejak kemerahan baru menggantikan bekas keunguan yang mulai memudar.

"Nnhh!" Felix berusaha menahan erangannya, tetapi Changbin dengan begitu lihai memainkan bibirnya di tubuh Felix.

Melihat si Omega yang telah terengah-engah, Changbin akhirnya berhenti, dan bergerak maju mencondongkan badannya untuk menempelkan dahi mereka, memandangi wajah Felix yang bersemu merah dengan cantik.

instinct ㅡ stray kidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang