Surprise!✨

6.7K 1.2K 293
                                    

Happy 30k reads!!!

Aku senang karena banyak yang membaca tulisanku, benar-benar diluar ekspektasi saat awal aku memutuskan publish! Aku tau cerita ini masih banyak kekurangan, dan kalian tetap kasih supports dengan votes, comments, mengirim messages, dan bahkan aku dengar ada yang sampai merekomendasi book ini ke teman-temannya juga! Aku benar-benar berterima kasih!❤️🥰 Semoga selanjutnya, chapter-chapter kedepan bisa lebih baik lagi! Aku memutuskan untuk memberi 'hadiah' kecil untuk kalian, dan akhirnya menulis chapter ini! Aku harap kalian suka!💘

Dan untuk para silent reader, aku akan sangat menghargai kalau kalian juga mau meluangkan waktu untuk ikut memberi votes dan comments! Bukan karena aku pamrih, tetapi aku juga menulis ini dengan susah payah dan aku sudah bersedia share cerita ini dengan cuma-cuma. Selain itu, sebagai penulis aku juga perlu banyak saran dari kalian untuk mengembangkan gaya tulisanku. Bukan hanya untuk cerita ini saja, jangan lupa melakukan hal yang sama pada cerita-cerita lain yang kalian baca juga! Pembuat konten pasti akan jauh lebih semangat ketika diberi dukungan loh!💞

Bonus chapter: flashbacks on some moments in 'instinct'.

🖤

[Ciuman Pertama dari chapter 4: Bintang Jatuh]

[Ciuman Pertama dari chapter 4: Bintang Jatuh]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(cr. good on ya)

"Can I wish for one kiss?"

Suara berat Chan yang dalam, mampu memporak-porandakan perasaan Woojin, terlebih dengan permintaan yang sungguh tidak disangka.

Untuk pertama kalinya, Woojin tidak bisa berpikir dengan benar. Kepalanya seperti kosong, dan hanya ada wajah Chan dengan senyum teduhnya yang berlalu-lalang di pikirannya saat ini.

"C-Chanㅡ" Woojin tercekat, kesulitan untuk sekedar menelan ludahnya sendiri. Tidak tau harus berucap apa dalam keadaan seperti sekarang.

Melihat Woojin yang begitu panik, justru membuat Chan semakin gemas. Mata Omega itu bergulir ke segala arah, dan juga, menggigit bibir bawahnya dengan kencang, menyebabkan Chan tidak dapat mengalihkan perhatiannya dari sepasang benda berwarna merah muda itu.

"I'm so sorry, but I really have to do this." bisik Chan yang sudah berada sangat dekat dengan Woojin, hidung mancung Alpha tersebut bahkan tengah menyentuh kulit lembut wajahnya, dan Woojin dapat merasakan nafas hangat Chan menerpa tengkuknya.

Sepersekian detik kemudian, tanpa memberi waktu untuk Woojin mempersiapkan diri, Chan segera menyambar bibir tipis sang Omega ke dalam sebuah pagutan lembut.

Woojin sempat berusaha menghindar, tersentak terkejut dengan tindakan tiba-tiba Chan, namun luluh setelah Chan menggenggam satu tangannya dan menangkup pipinya sembari mengusap pelipisnya dengan menggerakkan ibu jarinya bermaksud menenangkan Omega tersebut.

instinct ㅡ stray kidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang