13: Jalan Keluar

6.6K 1.3K 379
                                    

🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤

Changbin memaksakan diri untuk terus terjaga, meski fisiknya telah merasakan lelah yang luar biasa.

Tanpa adanya kabar dari Hyunjin dan Jeongin, suasana di rumah menjadi semakin muram.

Pun juga Changbin yang terkena imbas, diam-diam merasa sangat khawatir dan cemas, mengingat Seungmin merupakan seseorang yang telah dianggap sebagai adik sendiri. Terlebih, Seungmin juga seseorang yang tidak pernah merasa takut padanya sejak awal dan memperlakukan Changbin dengan sangat akrab.

Changbin bukan seseorang yang ekspretif, keahliannya hanya lah membunuh dan berburu. Sehingga Changbin sendiri kebingungan untuk membicarakan perasaannya sekarang pada orang lain.

Terik matahari telah menyengat dengan perih, dan Changbin memutuskan untuk menyudahi waktu berjaganya sebelum dirinya akan benar-benar tumbang jika dipaksakan lebih dari ini.

Dengan peluh mengucur, Changbin memasuki rumah, dan tanpa disangka, langsung disambut oleh Felix yang sedang tersenyum manis sembari menyodorkan sepiring buah-buahan segar.

Melihat senyum lebar sang Omega, bibir Changbin dengan spontan juga ikut mengulas senyum yang sama.

Changbin meraih piring yang Felix bawa, dan bertanya, "Kamu kelihatan sangat senang, ada apa?"

Felix menyengir lucu, "Aku senang karena bisa memberikan camilan pada Alpha Changbin!" serunya bersemangat, "Aku sendiri yang memotong buah-buahannya!"

Changbin lantas menarik pergelangan tangan Felix ke sofa, dan meletakkan piring buah-buahan diantara mereka. Dengan sebuah senyum ringan, Changbin tiba-tiba meminta, "Kalau begitu, temani aku makan ini, ya? Aku sedang tidak ingin makan sendirian."

Felix tentu saja mengangguk menyetujui dengan cepat.

Changbin memakan makanannya dengan sangat lahap, dan Felix memperhatikannya lekat-lekat.

"Apa Alpha Changbin tidak istirahat sejak pagi?" celetuk Felix tanpa sadar.

Changbin menelan potongan apel, kemudian menghela nafas, "Iya, aku harus terus berjaga. Tidak ada yang menginginkan kejadian Umin terulang, kan?"

Alis Felix menyatu dengan gurat khawatir, "Tetapi Alpha Changbin juga perlu istirahat!" sahut Felix tidak setuju. "Kita sudah mengunci semua pintu dan jendela, tidak akan ada yang bisa masuk kesini."

Changbin menyelesaikan makanannya, lantas bersandar di sofa dan menatap langit-langit.

"Apa yang kamu pikirkan tentang Umin sekarang?" lirih Changbin pelan tanpa diduga. Mengubah topik pembicaraan dengan tiba-tiba.

Felix ikut bersandar di samping Changbin, dan menatap ke atas, seolah atap rumah sederhana itu merupakan objek yang menarik.

"Jujur saja, aku takut." ucap Felix dengan mencicit kecil.

instinct ㅡ stray kidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang