Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🖤
Pack tempat Felix bernaung adalah salah satu pack dengan tradisi paling tua. Jalan pikiran mereka sangat kuno, namun tidak ada yang berani menentang karena peraturan keras yang berlaku diantara anggota pack.
Terlahir sebagai laki-laki, Felix diharapkan akan menjadi Alpha ketika telah dewasa. Karena bagi mereka, laki-laki dengan second gender Beta tidak akan memiliki banyak manfaat bagi pack selain sebagai penasihat dewan yang memberi saran strategi. Terlebih Omega, yang dianggap sebagai hirearki rendah dan tidak lebih dari sekedar menyusahkan.
Laki-laki Omega memang memiliki fisik yang lebih lemah dibanding laki-laki Alpha atau pun Beta. Mereka juga dilihat sebagai suatu kejanggalan alami, karena dapat hamil dan mengalami heat.
Karena itu lah, semenjak Felix berusia tujuh belas, dan menunjukkan tanda-tanda seorang Omega, ayahnya memperlakukan Felix dengan jauh lebih kasar dibanding sebelumnya. Bunda juga mulai berhenti menunjukkan kasih sayang dan memilih untuk membiarkan Felix dengan perlakuan dingin.
Felix kewalahan. Dia tidak bisa menghadapi semua perubahan drastis itu dalam waktu yang sangat singkat.
Bunda bahkan diam-diam memberikan obat suppressant untuk menahan hormon Omega pada Felix didalam makanannya selama berbulan-bulan.
Namun pada akhirnya, disaat Felix mendapatkan second gendernya, dia tetap keluar menjadi seorang Omega.
Ayah semakin menjadi-jadi. Laki-laki paruh baya itu bahkan tidak segan memukul Felix dan mengurungnya di kamar tanpa diberi makan dan minum selama berhari-hari lamanya.
Bunda juga tidak lebih baik dari ayah, wanita itu dengan tega menawarkan Felix pada anak-anak dewan tinggi yang memiliki second gender sebagai Alpha atau Beta. Dia menjanjikan akan memberikan Felix pada orang-orang kaya yang memiliki fasilitas nomor satu, jabatan yang tinggi dan barang-barang mewah.
Semua tekanan dan perlakuan buruk itu membuat Felix menjadi semakin pendiam dan tidak memiliki kepercayaan diri. Dia menjadi sangat tunduk pada apa pun yang diperintahkan padanya.
Felix sedang memasak makan malam ketika ayah tiba-tiba pulang dalam keadaan kacau. Mulutnya tidak berhenti menyumpah-serapah dan kakinya menendang perabot rumah dengan marah.
Felix segera mematikan kompor, dan berlari mengendap-endap menuju kamarnya lalu menguncinya dari dalam. Tubuh kecilnya meringkuk menyedihkan dengan gemetar ketakutan di pintu.
"Dimana parasit kecil tidak berguna itu?! Felix bajingan! Kamu bersembunyi lagi, ya?!" teriak ayah dengan geram.
Beberapa detik kemudian, derap langkah nyaring mendekat ke arah tempat Felix berada, dan tanpa kesulitan sedikit pun ayah berhasil mendobrak pintu kamar.
Ayah menyeringai dengan sangat mengerikan, kemudian menjambak rambut Felix dan menyeretnya keluar kamar. Alpha bertubuh tinggi itu menarik paksa lengan Felix hingga ia berdiri dengan bertumpu pada tembok, lalu mencengkram rahang anak kandungnya itu dan mendesis memperingati,
