Hyunjin

11.2K 1.8K 373
                                    

🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



🖤

"Kamu harus menjaga Jeongin mulai sekarang ya? Dia adalah adikmu." nasihat mama dengan suara lembut sembari mengusak helaian rambut halus Hyunjin.

Mama dan Hyunjin menatap seorang bayi kecil yang menggeliat di kasur mungilnya. Pandangan Hyunjin tidak berpindah sedikitpun dari si adik, masih merasa tidak percaya bahwa dirinya memiliki adik laki-laki yang tampak sangat lucu.

"Hujin akan jaga adik!" seru Hyunjin dengan pengucapan yang masih tidak sempurna. Kemudian anak itu menyengir lebar, menampilkan gigi-gigi susu yang masih kelihatan menggemaskan.

Hyunjin yang berumur delapan belas bulan masih bersemangat dan senang bukan main dengan kehadiran adik kecil diantara keluarga mereka. Karena mulai saat itu, Hyunjin yakin bahwa Jeongin akan menjadi temannya bermain selama papa dan mama yang sering sibuk dengan kegiatan pack yang menyita waktunya.

"Kapan Hujin bisa main ngan Ngin?" tanya Hyunjin kemudian setelah menguap lebar, terlalu lelah menunggui Jeongin yang terus tidur selama berjam-jam. Pipinya disenderkan di pinggir boks tidur Jeongin.

"Sebentar lagi. Jeongin baru berusia enam bulan sekarang." sahut mama yang setelah itu mengecup pipi gembul Hyunjin dan Jeongin bergantian. "Kalian pasti akan saling menyayangi dan menjaga satu sama lain sampai tua nanti."

Dan benar saja, tujuh belas tahun kemudian, tidak ada yang banyak berubah.

Hyunjin dan Jeongin selalu bersama-sama. Mereka sering berlatih combat, membuat senjata, berburu, hingga mempelajari tradisi dan strategi dengan berjam-jam membaca buku di ruang baca yang ada di pusat pack. Semua dilakukan dengan berdampingan ditemani juga oleh mama dan papa yang selalu memberi nasehat dan dukungan yang besar.

Semuanya terasa sangat sempurna. Pada hari-hari biasa, Hyunjin dan Jeongin akan melaluinya dengan saling bantu, dan pada akhir pekan, papa yang akan memberi pelatihan-pelatihan sederhana dan mama akan memasakkan berbagai makanan lezat ketika ketiga laki-laki itu kelelahan berlatih.

Sampai pada suatu hari di tengah musim dingin, sebuah hal yang tidak terduga terjadi.

Sekelompok Alpha bengis menyerang pack mereka dan membakar semua rumah.

Mama yang terbangun lebih dahulu segera meneriaki papa dan bergegas berlari menuju kamar anak-anaknya. Jeongin dengan mudah dibangunkan, sedangkan perlu beberapa menit bagi Hyunjin untuk tersadar dari dunia mimpi.

Hal pertama yang Hyunjin lihat adalah kepulan asap kehitaman yang mulai memasuki rumah mereka melalui celah jendela. Ketika menengok keluar, tenggorokannya tercekat menyaksikan anggota pack yang dibantai oleh puluhan serigala Alpha dengan tidak berperasaan.

"Hyunjin, bawa mama dan Jeongin jauh dari sini. Jaga mereka baik-baik untuk papa, oke?" pinta papa dengan wajah sedih dan air mata yang siap mengalir di pelupuk matanya. "Jangan pernah tengok ke belakang, dan jangan kembali sampai beberapa hari ke depan, pastikan semuanya aman."

instinct ㅡ stray kidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang