20: Langkah-Langkah Kecil

8K 1.3K 792
                                    

🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🖤

Setelah menyelesaikan makan, Jeongin dan Yedam kompak meninggalkan Woojin dan Chan berdua, beralasan bahwa mereka ingin menawarkan diri untuk mencuci alat makan di dapur dan akan melanjutkan dengan membersihkan diri.

Chan melirik sekitar, memperhatikan dinding dan langit-langit rumah seolah hal itu sangat menarik. Tidak jauh berbeda, Woojin menunduk, memainkan jari-jarinya di atas pangkuannya sendiri dengan kikuk. Belum lagi, mereka juga duduk saling berjauhan.

Dari semua khayal Chan tentang pertemuannya kembali dengan Woojin, kenyataan yang terjadi sekarang justru jauh dari harapannya.

Jujur saja, Chan sempat berangan-angan jika ketika berjumpa, dirinya akan bisa memeluk Woojin erat-erat dan memberitau tentang rindunya yang besar. Bukan malah saling menghindar dan berdiam diri dengan canggung seperti ini.

Memang, ini juga salah Chan, yang membiarkan mulutnya mengeluarkan ucapan disaat yang tidak tepat dan menimbulkan suasana janggal diantara mereka.

Chan terlalu sibuk merutuki diri sendiri, dan tidak menyadari Woojin yang kini telah beralih memperhatikan lekat ke arahnya.

"Apa sakit?" celetuk Woojin tiba-tiba dengan agak ragu.

Chan terkesiap kaget, berpaling cepat menghadap Woojin, dan spontan menyengir lebar ketika Omega itu buru-buru mengalihkan pandangannya malu-malu.

"Apa yang kamu maksud?" Chan balik bertanya, dikarenakan suara Woojin yang terlalu pelan membuatnya tidak benar-benar menangkap ucapannya.

Woojin sedikit gelagapan, mengira jika Chan tidak akan mendengar gumamannya. Tetapi tidak dapat mengelak.

"E-ehm, luka-luka itu.. Apa sakit?" ulang Woojin, kali ini suaranya lebih terdengar jelas dibanding sebelumnya.

"Awalnya sakit sekali," sahut Chan dibarengi sebuah helaan nafas panjang. Kemudian melirik Woojin dengan sebuah seringaian kecil, "But now I feel a lot better."

"Proses self-healing Alpha memang cepat, ya?" Woojin menanggapi sekenanya.

"Aku menjadi lebih baik bukan karena Alphaku." jawab Chan tanpa diduga.

"Ah, atau kamu sempat mendapatkan perawatan saat di pack?" tebak Woojin.

Wajah ingin tau Woojin dengan alis saling bertaut itu sangat keterlaluan untuk Chan. Rasanya Chan jadi ingin langsung melompat memerangkapnya dan menghujani Woojin dengan ciuman-ciuman kecil. Akan tetapi, Chan mungkin hanya bisa melakukannya nanti, karena saat ini jelas bukan momen yang cocok.

Chan menggeleng, lalu terkekeh, "It's because of you, Woojin. Kamu obat paling manjur buatku."

Chan tidak bohong. Dengan melihat Woojin tersipu saja sudah membuatnya senang dan merasa jauh lebih baik.

instinct ㅡ stray kidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang