7: Perasaan Pelik

8.6K 1.4K 589
                                    

🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



🖤

Minho mendongak ketika Changbin memasuki kamar dengan wajah lelah. Dengan sebuah senyum maklum, Alpha itu menegur,

"Tired?" tanya Minho dengan nada menyebalkan.

Changbin hanya mendengus, "Selalu."

"Berhenti lah memaksakan diri untuk bekerja terlalu keras. Kamu juga perlu istirahat." nasehat Minho sembari memegangi bahu Changbin yang tampak kaku kelelahan.

Minho memang tipe yang observant, dan tidak sulit baginya menyadari jika ada sesuatu yang berbeda pada Changbin. Alpha yang sedikit lebih muda darinya itu selalu menyibukkan diri sepanjang waktu, memaksakan tubuhnya untuk bekerja tanpa beristirahat dengan cukup.

Changbin menggedikkan bahu. Jika dipikir-pikir lagi, Changbin sendiri tidak mengerti mengapa dia tidak pernah puas pada dirinya sendiri, selalu merasa terdorong untuk melakukan banyak pekerjaan agar dirinya dapat merasa 'cukup'.

"Aku hanya, bosan?" jawab Changbin dengan suara tidak yakin, kemudian berdehem kikuk, "Rasanya aneh kalau aku berdiam diri."

Minho terbahak, "Coba lah untuk lebih banyak bergaul dengan Jeongin dan Jisung, mungkin saja kamu bisa sedikit tertular sifat pemalas mereka."

Changbin ikut tertawa namun dengan suara lebih pelan, "I wish it would be that simple."

Setelah itu, mereka hanya berdiam sembari beristirahat bersisian tanpa saling bicara, membiarkan suasana tenang yang melingkupi mereka dengan nyaman.

Sebelumnya, mereka tidak pernah berbicara panjang seperti ini. Untuk pertama kalinya keduanya mengobrol, dan Changbin bersyukur dengan kemampuan bersosial Minho yang luar biasa, membuat Changbin merasa seolah sedang bersama teman lama, meski nyatanya, mereka bahkan tidak begitu akrab selama ini.

Minho menatap langit-langit rumah dengan pandangan menerawang, sebelum kemudian sebuah senyum kecil terukir di bibirnya, "Bagaimana hubunganmu dengan Felix? Apa kalian sudah berbicara?" tanyanya tanpa mengalihkan perhatiannya.

Changbin melirik sekilas ke arah Minho, lalu ikut menatap ke atas, seolah atap rumah sederhana itu sangat menarik.

"Sejujurnya, aku tidak tau harus menjawab pertanyaanmu dengan bagaimana." aku Changbin yang terdengar lirih. "Yang jelas, aku masih berharap kalau aku dapat dekat dengannya. Aku sudah melakukan saranmu, tetapi dia belum mengatakan apa-apa."

"Aku akan membantumu." sahut Minho cepat, dan sempat membuat Changbin tergelak. "Tetapi kamu harus bersumpah kalau kamu akan menjaganya dengan baik."

instinct ㅡ stray kidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang