Jangan Terlalu Berharap.

34 4 0
                                    

Terimakasih teruntuk kalian yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini. Jangan lupa juga untuk like,dan vote ceritanya. Aku juga butuh dukungan. Terimakasih  sekali lagi.

Hari ini aku dan jinyoung akan pergi jalan jalan. Entah kemana,aku tidak tau. Dia yang memutuskan akan kemana,aku mengikut saja.
Dan lagipula aku sudah izin kepada ibuku dan woojin,walaupun ibuku sangat tidak peduli,dan tidak mengangkat telfon ku. Setidaknya dia tau aku bersama siapa,dan dimana.

Kami berangkat menggunakan mobil jinyoung yang di bawanya dari rumah. Dia tadi pulang untuk berganti baju dan membawa mobil. Aku sudah menolak sebenarnya karena tugas sekolah sedang menggila. Tapi dia tetap ingin aku ikut. Katanya biar tidak terlalu kelihatan seperti jomblo.

"ini,kita mau kemans gan?" ucapku kebingungan sambil melihat sana sini jalan raya.

"tenang tuan putri kamu pasti suka" -jinyoung.

"ehh,beli starB dulu dong bae. Aus nih,ceket ceket"

"yaudah,depan tuh ada" -jinyoung.

Kami membeli menu fav kami. Aku yang membayar ngomong ngomong. Hal hal kecil seperti ini sudah sangat membuat aku dan jinyoung bahagia layaknya adik kakak.

Aku tertidur sepanjang jalan. Karena aku tipe orang yang mudah mengantuk. Aku tidak tau akan dibawa kemana. Tapi,tentu saja aku akan baik baik saja,karena jinyoung yang membawaku.

Aku membuka mata dengan perlahan,dan masih mengantuk. Hah? Ini dimana. Jangan bilang jinyoung membawaku ke puncak? Ucapku dalam hati. Benar saja dia membawa ku ke puncak yang sedang sedikit sepi karena memang ini hari biasa,bukan liburan panjang. Dan terlebih ini masih jam 9 pagi.

"udah nyampe ibu negara" bacot jinyoung.

"lo ngapain bawa gue ke puncak ege" dengan nada sedikit purau karena bangun dari tidur cantik.

"lo butuh refreshing,gue tau itu" -jinyoung.

"sotoy,tau dari mana lo" sambil menoyorkan kepala jinyoung hingga hampir tekena kaca mobil yang tertutup.

"lo kemarin meluk gue kek yang pengen bunuh diri si anjir" -jinyoung.

Eee buset. Iya juga yahh

"iyasih,hehe" jawabku,sambil tersenyum lebar. Selebar lebarnya.

"yaudah turun" -jinyoung.

Kami memasuki kawasan puncak,kalian bisa banyangkan saja puncak yang pernah kalian datangi. Seperti itu. Dingin,namun sejuk. Aku kadang ber swa foto dengan jinyoung di beberapa spot foto yang telah di sediakan disana. Lalu,jinyoung menarik bajuku,minta beli mie goreng dan aku melarangnya karena dia terlalu sering makan mie goreng. Seperti bocah tepatnya.

Lalu kami membeli jagung bakar. 1 jagung berdua. Bukan ingin romantis,kami menghemat budget yang dimiliki. Sesekali orang orang memperhatikan kita berdua ,dan berkata "ihh,mereka lucu deh pacaran nya. Jadi pengen gue" itulah yang kudengar dari desas desus orang orang yang melewati kami dan membicarakan kami,tapi terdengar suaranya.

Di tengah jalan melewati pohon pohon pinus yang menjulang tinggi,aku melihat jisung dan naeun. Mereka juga ke puncak. Berdua. Seperti pasangan yang sedang dimabuk asmara. Aku refleks menahan tangan jinyoung untuk menghentikan langkahnya. Jinyoung pun ikut berhenti langkahnya.

Hujan Kala Itu - PARK JISUNG (NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang