Bagian baru.

29 4 0
                                    

Perlu banyak berdiskusi dengan hujan.
Agar perasaan yang kupunya tentangmu,bisa punah.
Dan tak lagi mengganggu siapapun.
Hanya aku,dan hujan yang pantas mendapat kenyataan pahit.
Tentang sesuatu yang tak bisa dimiliki.

Song recommended (hurt road by Day6)

Selamat membaca!!

Siang ini memang sedikit dingin. Karena ini sudah memasuki musim dingin. Cuaca yang dingin membuatku sedikit terguncang dengan omongan naeun tadi.

Aku sedang melamun,dan berjalan sambil menggunakan tongkat bantuku di lorong sekolah. Sebetulnya,aku ingin pulang. Karena untuk belajar saja aku sudah tidak mood. Apalagi melakukan hal hal lain yang membuat makin tidak mood. Ditambah hari ini adalah pelajaran sejarah.

Pelajaran paling aku benci diseluruh bumi ini. Daripada mengenang,aku lebih baik membangun lagi yang baru. Yang lenih bagus dan bermakna.

Kenangan hanya membuat ku semakin sakit hati setiap harinya.

Jujur,aku masih sangat kepikiran dengan ucapan naeun tadi di taman. Aku benar benar tidak menyangka dia mengatakan sejujur itu.

"sebetulnya aku gapapa kamu deket sama jisung. Karena aku tau,temen cewek dia bukan aku atau kamu aja. Tapi plis ,untuk kali ini. Jangan buat hubungan kami berantakan. Dia udah ga kabarin aku selama 1 bulan terakhir. Bahkan terakhir kita komunikasi pas kita anniv. Dan dia selalu bolak balik kesuatu tempat yang aku aja gatau itu tempat apa. Aku cuma pengen hubungan kita baik baik aja. Tanpa ada yang ganggu." jelasnya.

"aku tau kamu sebenernya juga suka sama  jisung. Tapi kamu lebih milih pendam perasaan kamu. Aku tau itu sesakit apa, saranku kamu jangan nyakitin diri kamu sendiri dengan cinta bertepuk sebelah tangan. Just go away from my boyf. Ngerti kan?" lanjut naeun.


"aku cuma gamau kehilangan jisung. Satu satu nya orang yang buat aku selalu terseyum" inilah kata yang diucapkan naeun. Yang membuat hatiku semakin hancur.

Terlebih. Aku sangat terkejut saat naeun bilang "aku tau kamu juga suka sama jisung". Itu membuat batinku sedikit tersentak. Bagaimana naeun bisa tau,aku suka jisung. Apa mungkin dia hanya menyimpulkan karena kita jalan berdua?. Aku tak pernah tau.

Dan pula,jisung berbohong kepadaku tentang hubungannya dengan naeun. Dia bilang,hubungan sangat baik baik saja. Nyatanya itu semua hanyalah cerita yang dibuat buat.

Ini memang salah. Mencintai bahkan menyanyangi orang yang bahkan sudah berpacaran lama. Ini semua memang salahku. Lalu,aku harus bagaimana?.

Pada akhirnya,mundur adalah hal yang sangat memungkinkanku untuk meninggalkan perasaan ini,bersama hujan dan embun.

"woy woy" jinyoung mengagetkanku.

"jantung gue copot,tanggung jawab lo?" jawabku marah marah.

"abis. Kok lo gamasuk kelas?" tanya jinyoung.

"bolos" jawabku tenang.

Jinyoung yang saat itu selesai mengurus urusan turnamen nya. Sebenarnya hendak ke kelas. Tapi karena melihatku,jadi dia mengurungkan niatnya.

"bae. Bisa ngobrol bentar ga?" ucapku. Seperti de ja vu.

"kemana?" tanya jinyoung sambil salah tingkah.

"udah ikut gue aja" sambutku sambil menggandeng tangan jinyoung dan membawanya ke loteng. Tempat paling sempurna untukku berkeluh kesah.

"eh eh,gue gendong aja yaa. Liat kaki lo,ga kasian apa sama kaki lo" -jinyoung.

"berat nanti" jawabku.

"gak akan. Gue kan setrong" ucapnya,sambil tertawa memperlihatkan deretan giginya yang putih.

"lagian itu ga seberat beban yang selalu lo tanggung sendirian" lanjutnya.

Omongannya,telah membuat hatiku terenyuh. Sepertinya,hanya jinyoung yang mengerti diriku. Bagaimanapun keadaannya.

Jinyoung menggendongku sampai loteng dan menaiki tangga yang cukup curam. Itu sedikit mengkhawatirkan,namu jinyoung sudah biasa direpotkan oleh ku.

"nahh. Sampe juga akhirnya" ucap jinyoung sedikit ngos ngosan.

"maaf" aku mulai berkaca kaca.

"apasih. Santai aja kali sist" balas jinyoung sambil memakaikan jaket,karena angin yang sedikit kencang.

"bae.." aku menggantung kalimatnya.

"hmm?" -jinyoung.

"emang salah banget yaa gue suka sama orang yang jelas jelas udah punya pacar. Tapi kan gue gak ganggu apalagi ganjen sama cowonya" jelasku.

"emang sesakit ini yaa cinta bertepuk sebelah tangan" lanjutku.

Hati gue lebih sakit,liat lo sedih terus gara gara cowok lain batin jinyoung.

"gue mundur aja kali ini. Gue gamau disebut pelakor maupun PHO" ucapku lagi.

"tau ah,cinta gue terlalu rumit" timpalku.

Lalu aku menyenderkan bahuku di bahu bidang jinyoung,itu sangat nyaman. Aku tidak ingin pergi.

Jinyoung mengelus rambutku dengan lembut. Dan berbisik "badai yang suram udah lo lewatin dengan baik". Aku lalu tersenyum,entah kenapa. Hanya sedikit geli dengan perkataan jinyoung tadi.

"udah,lo jangan nangis. Gue gamau liat lo nangis lagi gara gara cowok gajelas" -jinyoung.

Tapi aku malah menetes kan air mata yang sejak tadi kutahan. Jinyoung yang menyadari baju seragamnya mulai basah melihat kearahku dan tiba tiba menangkup pipiku yang sedikit tembem.

"udah raa.. Lo berhak bahagia. Percaya sama gue,banyak orang yang lebih sayang sama lo. Ketimbang si jisung yang tau lo suka ama dia aja kagak" jelas jinyoung.

"ya,tapi,kenapa,harus,jisung,hah?" tangisanku mulai terisak.

Lo gatau aja ada yang nunggu lo disini dengan tulus. Jinyoung membatin lagi.

"oh iya,tentang tanding basket lo. Gue ikut yaa,gue mau nyemangatin" ucapku mengganti topik,karena tidak enak dengan jinyoung yang sedari tadi,mati matian menenangkan aku dari kekesalan melupakan jisung.

"ngga,lo diem aja. Kaki lo belum sembuh sempurna,lo masih rawat jalan juga. Lo harus sembuh,artinya lo gaboleh ikut dulu" -jinyoung.

"yaaahhh,padahal kan bakal seru banget" ucapku manja.

"sekali engga tetep engga" jawab jinyoung sedikit nge-gas.

Kami tertawa bersama. Dan kami bercerita hal hal yang sangat random. Apapun,yang oenting receh. Karena kami berdua memang  receh orangnya,apalagi jinyoung . Walaupun dingin bak es,dia sangat lembut dan pandai bermain lelucon.

Apapun itu,gaada waktu yang lebih ketika aku menghabiskan waktu bersama jinyoung.

---#---

"yoora! Yoora! Yoora" suara itu,kulihat dari kejauhan hendak menghampiri ku.

Aku yang menyadari,cepat cepat berbalik dan pura pura tak menghiraukan jisung.

"yoora!".

Tapi jisung adalah atlet bola. Lari dia lebih kuat dari jalanku. Aku terhenti tanpa sepatah katapun,keluar dari mulutku.

Sampai bertemu lagi🍃❤.

Hujan Kala Itu - PARK JISUNG (NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang