Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
that's what you get
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DENGAN seringai kecil, na jaemin mendekati seorang gadis yang tengah memunggunginya, sibuk menatap entah apa di dalam studio dengan pintu yang tidak tertutup sempurna. tanpa ragu, si idola sekolah lantas menepuk bahu ringkih yang naik turun pertanda menahan gejolak api yang membakar relung hati.
selagi si gadis belum menoleh, jaemin buru-buru menyembunyikan tangan satunya yang sedang menggenggam sebilah logam tajam dengan pegangan kayu cokelat tua.
terangnya bulan malam ini bagai pengganti matahari, pun menemani satu-dua lampu koridor dengan jumlah energi tidak lebih dari lima watt.
pikir jaemin, gadis yang tampak kepompongan dengan pandangan yang kembali menghadap depan ini pastilah sudah melihat sesuatu yang ganjil di balik punggung tegapnya. jaemin bergeming, menikmati wajah ayu yang kini dihiasi peluh, kernyitan pada dahi pun tidak bisa dihindari. apalagi saat ia kembali berbalik―demi memastikan―dan mendapati logam tajam sudah berada tepat beberapa senti dari ujung hidungnya.
jaemin menikmatinya. ia semakin tersenyum penuh kemenangan tatkala park siyeon―gadis itu―tidak dapat mengelih dengan jelas sebab remang dan gelap menguasai pandang. ditambah ujung pisau yang mengalihkan perhatian. membuat si gadis malang tidak mau repot-repot menatap jaemin. ia sedang mengkhawatirkan benda mati dibanding seseorang yang mengontrolnya.