Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AWANG menggelap disertai perginya awan kumulus yang sebelumnya menghiasi. mereka tampak memberikan jalur bebas, tidak ingin menghalangi rembulan yang hendak memancarkan keindahannya.
persis seperti lee felix di bawah sana. keluar dari area sekolah dengan tergesa. jantungnya berdebar cepat menyertai suara gemuruh yang siap memuntahkan amarahnya, tangisnya―emosinya. ia marah perihal anak adam yang mengacungkan pisau, memancing pertikaian tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.
felix harap jaemin baik-baik saja setelah pergi meninggalkannya tanpa banyak bicara lagi.
barusan aku tidak bicara aneh-aneh 'kan?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"mengaku, felix."
sebilah logam mengacung tinggi tanpa kenal takut. didekatkan pada orang di hadapannya, mensugestinya agar takut dan segera menyerahkan diri.
demi melihat pisau lipat itu, felix terkesiap di tempatnya berdiri. bibirnya dikunci rapat dengan sosi terlempar jauh. manik kelamnya menatap jaemin ragu, takut, sekaligus curiga.
apa dia yang melakukannya?
yang ia pikirkan adalah. bagaimana bisa semua yang diucapnya menjadi kenyataan? walaupun bukan suatu hal yang ia inginkan. seolah seseorang mendengar dan melakukannya. lantas untuk apa? apa manfaatnya? bukankah merugikan tiga pihak? dirinya, korban, juga felix yang tidak tahu apa-apa namun dituduh karena kejadiannya sesuai dengan yang ia suarakan.
kepalanya pening. diisi pertanyaan-pertanyaan yang tidak pernah bisa dielukan. di saat felix membutuhkan jawaban, hanya seungmin yang bisa memberikannya. namun, si pemuda kim malah tergugu tanpa mengatakan apa pun. hanya petunjuk tidak berujung yang terus-terusan seungmin berikan.
seseorang melarangnya untuk berbicara.
benar?
"kau yang melakukannya?" felix tiba-tiba membuka suara di tengah heningnya suasana.
pisau lipat tidak lagi teracung tinggi. tangan yang menggenggamnya turun ke bawah. lantas dicengkeram sedemikian erat. jaemin menunduk, tampak menimbang-nimbang balasan apa yang tepat untuk menjawab pertanyaan felix.