9. Sampai Jumpa

1.3K 90 3
                                    

Aku tau kamu adalah perempuan yang kuat.
~AfahrulKhoirulFahrezi~

Pagi ini aku akan mengerjakan tugas kelompok dari Bu Vita bersama Aznan di rumahku. Mungkin rasanya akan canggung. Namun apa boleh buat, kita sudah ditakdirkan untuk bekerjasama dalam berkelompok.

Kami tak hanya berdua. Bang Fahrul menemaniku agar tak menjadi fitnah dunia. Aku sangat setuju, ini juga agar tak terlalu canggung diantara kami. Semoga saja kami bisa membedakan mana masalah pribadi dan sekolah. Jika bukan karena ada tugas dari Bu Vita yang akan dipresentasikan hari Senin, aku mungkin hanya mengurung diri di dalam kamar.

Aku sangat berterimakasih kepada bang Fahrul karena dari tadi malam, ia mencoba mengerti perasaanku sampai umi dan abi bingung mengapa sikapku ini bisa dibilang berlebihan. Aku dan bang Fahrul tidak bercerita tentang apa yang kurasakan sebenarnya, aku hanya ingin menjalani alur ini. Jika aku dan Aznan memang berjodoh, Allah pasti akan memberikan kami kejutan untuk bersama.

Jam sudah hampir menunjukkan pukul sembilan. Suara bel rumah berbunyi dan sudah banyak bisa ku tebak jika itu Aznan. Aku langsung melangkah menuju pintu rumah untuk membukakan pintu. Namun setelah kubuka ternyata...

"Fariz?! "

Tebakanku salah. Ternyata suara bel tadi dari Fariz. Namun tak lama kemudian muncul seseorang di belakang Fariz.

"Aznan?! "

Ya, ternyata seseorang yang ada di belakang Fariz adalah Aznan. Aku tidak bisa berkata-kata kecuali mempersilahkan mereka untuk masuk terlebih dahulu. Saat aku menuju ruang tamu bersama Aznan dan Fariz, bang Fahrul datang dari arah tangga dan bisa kulihat ia mengerutkan dahinya yang bisa kutebak ia bingung. Karena jika aku saja bingung apalagi bang Fahrul.

Setelah kita duduk bersama di ruang tamu, bang Fahrul menemaniku untuk menyambut para tamu yaitu Aznan dan Fariz.

"Begini va, bang... Jadi Aznan mengajak aku buat nemenin dia kerja kelompok dan ternyata kelompok Aznan itu Sheva... Ngak nyangka kenapa bisa tepat begini, hehehe" ucap Fariz sambil bergurau.
"Oh iya, sebenarnya kita itu sepupuan lho" lanjut Fariz.

"Owh, ngak masalah. Sheva dan Aznan mau kerja kelompok kan? Cepat kerjain saja ya.. Ada abang dan Fariz yang akan memantau kalian" jawab bang Fahrul.

Aku dan Aznan memulai kerja kelompok dengan canggung. Aku memang gelisah disaat seperti ini. Disaat aku bersama orang yang ku kagumi, aku juga bersama orang yang sudah mempunyai status denganku.

Aku dan Aznan hanya mengobrol seperlunya. Kalian pasti tau karena kami juga menghindari perbuatan zina bukan karena hanya merasa canggung.

Sudah sekitar dua jam aku dan Aznan sibuk dengan laptop dan berlatih untuk presentasi. Sebelum itu, Fariz menelpon Raka untuk datang menemaninya karena katanya dia kesepian. Bang Fahrul? Ia packing untuk nanti malam berangkat ke Eropa untuk melanjutkan lagi kuliahnya. Memang aku canggung dengan keberadaan ku sekarang hanya perempuan sendiri, tapi aku sedikit lega karena keberadaan Raka yang membuat suasana dingin menjadi cair.

"Nah, gue kan tadi bilang temen gue itu suka banget ngangguin gue. Tapi disaat itu juga ada nenek-nenek gigi satu dateng. Dia bilang ke temen gue 'mas maaf dibawah ada uang receh ya?' terus temen gue jawab 'lho ngak ada tuh nek' terus neneknya jawab 'lah saya kira tadi masnya nemuin uang receh, habis masnya terlalu receh sih!!! ' gue cuma bisa ngakak disitu karena temen gue direcehin nenek-nenek ... Hahaahaaaaaa" sebenarnya cerita Raka rada receh juga, tapi kami menghargai Raka yang turut serta dengan recehannya.

Tak lama kemudian aku dan Aznan sudah selesai bekerja kelompok. Mereka pamit dan saat itu juga pandanganku jatuh ke Aznan dan dia juga sedang memandang ke arahku. Aku langsung menundukkan pandangan karena akhir-akhir ini aku merasa aku sangat banyak teman laki-laki. Ya seperti Aznan, Fariz dan Raka. Walaupun aku tau mereka adalah orang baik-baik, tetapi mereka bukan muhrim ku.

Sheva & AznanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang