17. Terbongkar

515 37 4
                                    

Hallo akhirnya aku bisa update lagi dehh..
Buat kalian yg baru PAT, semangat yaa..
Aku jga sama kek kalian baru PAT, hehee
Sedikit curhat sih:v

Happy reading:)
Jan lupa voment kk:)

Ketahuilah. Orang yang ceria dihadapanmu bukanlah orang yang bahagia. Ia hanya ceria karena ingin menutupi segala masalah yang ia hadapi pada orang yang ia sayangi.

~AshevaKhoirunnisaFahrezi~

"Sheva, aku minta maaf ya. Tadi aku kebawa setan jadi emosi banget."

Aurel kini telah meminta maaf padaku. Setelah bel istirahat berbunyi ia baru kembali ke kelas dan langsung menghampiriku. Aku bisa melihat mata sembabnya, tapi aku urung untuk bertanya kepadanya. Bukannya aku tak perhatian, tapi aku tau dia belum siap menceritakan kepadaku.

"Iya, rel. Harusnya aku yang minta maaf karena terlalu ikut campur sama urusan ka-"

"Astagfirullah, Aurel! Kamu mimisan!"

Aku terkejut yang melihat Aurel yang tiba-tiba mimisan dan sekarang aku juga basu sadar bahwa wajahnya telah pucat. Aku langsung mengecek suhu badannya dan ternyata Aurel juga demam.

"Astagfirullah kamu panas banget, rel!"

Aurel yang sembari menghilangkan mimisannya pun hanya tersenyum samar membuatku tambah heran. Tanpa pikir panjang aku langsung menghampiri ketua kelas untuk ijin membawa Aurel ke UKS.

Setelah mendapat ijin, aku langsung membawa Aurel ke UKS. Awalnya dia menolak dan akhirnya dia mau karena aku paksa. Aku bukan pemaksa, tapi aku tak mau Aurel malah tambah sakit karena dia tak istirahat.

Di tengah perjalanan menuju UKS aku merasakan bahwa tubuh Aurel sedikit oleng.

"Rel, kamu kenapa?" tanyaku cemas.

"Pus- sing"

BRAKK

"ASTAGFIRULLAH AUREL!!!"

***

Cklekk

"Dokter, bagaimana keadaan sahabat saya?"

Sekarang aku berada di rumah sakit karena Aurel yang tiba-tiba pingsan. Tadi pihak sekolah langsung memutuskan untuk membawa Aurel langsung ke rumah sakit bersama salah satu guruku. Aku memohon kepada pihak sekolah agar aku boleh ikut karena aku sangat khawatir dan akhirnya diijinkan.

"Sabar dulu, va. Ehmm.. Bagaimana kondisi murid saya, dok?" ucap pak Bambang selaku guru BK yang menemaniku mengantar Aurel.

"Sebelumnya maaf, apakah ada keluarga dari Aurel?" jawab dokter yang bernama Radit.

"Orangtuanya sudah saya kabari dan sekarang lagi perjalan." jawab pak Bambang.

"Dok. Selain saya sahabatnya, saya juga saudaranya."

Aku sudah tidak sabar mendengar keadaan Aurel sekarang. Aku juga tidak berbohong. Aurel adalah sepupu calon kakak iparku dan berarti kita juga saudara.

"Baiklah, mari ikut saya dek."

Disaat aku akan mengikuti dokter Radit, pak Bambang menatapku dengan ekspresi bertanya dan hanya kujawab dengan anggukan pelan dan aku langsung mengikuti dokter Radit.

Jujur aku agak canggung karena hanya berdua dalam satu ruangan. Bukannya bagaimana, aku hanya takut berdekatan dengan lawan jenis. Dokter Radit bukanlah dokter yang sudah tua (ehh maksudku senior gitu), tapi dokter Radit yang kulihat sekarang dia masih muda.

Sheva & AznanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang