11. Suatu Keinginan

1.3K 94 4
                                    

VOMENT itu GRATIS!!!

Menggapaimu adalah anganku. Mencintaimu adalah diriku.
~AshevaKhoirunnisaFahrezi~

Seluruh siswa kelas XII sudah berkumpul di aula. Kami semua belum tau maksud dikumpulkannya kelas duabelas. Banyak juga yang masih ngotot bertanya pada Aznan dan ia pun menjawab acuh tak acuh. Mungkin moodnya baru memburuk.

Tak lama kemudian pak Bahrun selaku ketua kesiswaan sudah berdiri di mimbar aula.

"Selamat siang!" Sapa pak Bahrun.

"Siang!"

"Maksud kami mengumpulkan kalian semua untuk menginformasikan bahwa dua hari lagi akan diadakan acara Refreshing untuk kalian. Memang ini sangat mendadak karena kami ingin pikiran kalian fresh sebelum dilaksanakannya tryout dan lain sebagainya."

Yesss

Yuhuu

Asekkkk

Beneran nih?

Rezeki nak sholehhhh

Sholehah juga kaleee

Gileee senengggg

Begitulah reaksi teman-temanku di aula. Aku juga merasa senang karena bisa menenangkan pikiranku yang juga masih membingungkan ini.

"Sudah sudahhh... Jadi dua hari lagi kalian akan ke Puncak. Memang ini hanya ke Puncak, karena ini hanya sekedar refreshing bukan study tour."

Gapapa lah!!!

Tetep seneng guaaa

Kaga masalahhh

Aku pun juga turut tersenyum senang dibalik niqabku. Aku juga belum pernah pergi ke Puncak, mungkin karena ini aku merasakan senang sekali.

"Kegiatan ini selama dua hari, kalian menginap di hotel. Oh iya, pakaiannya bebas. Kalian tidak perlu membawa seragam. Berangkat hari Rabu jam tujuh harus sudah kumpul di sekolah dan pulangnya Kamis sekitar jam tiga sore. Ada pertanyaan?" Jelas pak Bahrun dan ada yang mengacungkan jarinya.

"Iya apa?" Tanya pak Bahrun pada siswa yang mengacungkan jarinya tadi.

"Apa ada kegiatan yang dirancang sendiri dari sekolah? Atau malah bebas?" Tanya siswa itu.

"Kegiatan yang dirancang dari sekolah hanya api unggun. Untuk lebih lanjutnya akan disampaikan menyusul. Ada lagi?" Dan tidak ada lagi yang mengacungkan jarinya.

"Baiklah sekian. Selamat siang!"

"Siang!"

Akhirnya kami semua kembali ke kelas masing-masing karena ternyata bel sudah berbunyi menandakan waktu istirahat sudah selesai.

Dua jam berlalu, bel pulang sekolah telah berbunyi. Saat aku keluar kelas bersama Aurel ternyata sudah ada Nessa yang menungguku. Ia belum melihatku keluar dan bisa kulihat ia tampak gelisah dan kebingungan.

"Assalamualaikum, sa."  Ucapku menghampiri Nessa dan ia terlihat kaget.

"Eh monyong!!!" Kaget Nessa.

"Jawab dulu." Ucapku lembut.

"Waalaikumussalam. Oh iya, sorry banget nih kayaknya gue nggak bisa nganter lo pulang dulu deh va."

"Lho? Kenapa? Kamu pindah rumah?" Tanyaku bingung pada Nessa.

"Ck. Bukan. Gue udah janjian sama Kafa. Heheeeheeee..." Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku.

Sheva & AznanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang