Aku bingung dengan perasaan dan posisiku saat ini.
~AshevaKhoirunnisaFahrezi~“Kamu akan tau kalau waktu sudah menjawab” suara itu datang dari Aznan tiba-tiba yang masih duduk di kursi taman tanpa menoleh kearahku.
Aku terkejut. Bagaimana Aznan bisa tau padahal aku hanya membatin. Dan ia langsung pergi entah kemana.
***
Hari ini adalah hari pemakaman Hiva dan aku masih belum tau Aznan sebenarnya siapanya Hiva. Mungkin benar kata Aznan jika aku akan tau jika waktu telah menjawab karena aku hanya orang baru yang memasuki kehidupan mereka.
Setelah pemakaman selesai aku berniat untuk langsung pulang karena aku dari kemarin sudah menemani bu Rana dan kata umi ada sesuatu yang harus dibicarakan.
Sebelum aku pulang, tak lupa aku pamit kepada bu Rana dan ia mengizinkan.
Aku sekarang sudah berada di mobil bang Fahrul. Ia memang menemaniku dari kemarin dan tentang masalah itu aku sadar bahwa kemarin syaitan berhasil mengelabuhi egoku.
Tak lama kemudian aku dan bang Fahrul sampai di rumah dengan keadaan selamat.
“Assalamuallaikum”
“Waalaikumussalam” jawab umi dan abi yang ada di ruang keluarga.
Setelah itu aku dan bang Fahrul menyalami abi dan umi, kemudian abi menyuruh kita untuk duduk terlebih dahulu untuk membicarakan sesuatu. Sebenarnya aku tau jika sudah seperti ini pasti abi akan membicarakan sesuatu yang tidak main-main.
“Sebenarnya ada apa sih bi, mi kok sepertinya serius banget” karna bang Fahrul sudah sangat penasaran, ia memilih untuk membuka pembicaraan tapi abi dan umi hanya saling lirik satu sama lain dan membuat aku dan bang Fahrul mengerutkan kening.
Tak lama kemudian abi membuka suara “ Iya, ini memang serius. Jadi kalian jangan memotong pembicaraan abi terlebih dahulu” sementara aku dan bang Fahrul hanya mengangguk paham.
“Kemarin saat kalian masih di rumah sakit, abi dan umi kedatangan tamu dan mereka adalah sahabat abi dan umi. Mungkin kalian sudah mengenal mereka. Mereka adalah pak Hafiz pemilik pondok pesantren di Blitar dan istrinya yang bernama bu Harunni. Umi dan abi sangat kaget akan kehadiran mereka karna setelah pertemuan bersama kita sekeluarga yang tepatnya dua tahun yang lalu, kita belum pernah bertemu lagi tapi bedanya pertemuan sekarang mereka membawa anaknya yang bernama Muhammad Farizal Rahman. Abi sangat bersyukur karena umi juag sudah boleh pulang dari rumah sakit. Terus Abi bertanya mengapa mereka tidak bilang terlebih dahulu jika akan bekunjung ke rumah kita. Dan ternyata mereka memberi map ini.”
Abi menyodorkanku sebuah map dan aku menerimanya dan mencoba untuk membukanya karena abi sudah memberikan isyarat untuk membuka.
Dan saat aku membuka map tersebut, ternyata isinya adalah data diri Muhammad Farizal Rahman. Aku sudah tau apa yang dimaksud dengan ini. Aku hanya bisa mematung karena aku sangat terkejut akan hal ini.
Abi yang sudah melihat perubahaan pada raut wajahku langsung membuka suara “Abi juga sangat terkejut. Dan mereka mengatakan ini juga kemauan pak Hafiz dan bu Harunni sendiri agar anaknya mendapat jodoh yang tidak salah. Abi tau kalau kamu masih muda, tapi ini juga akan menghindari kamu dari pergaulan bebas yang sudah menyebar. Sheva tau kan, kalau abi dan umi sekarang juga sudah semakin menua. Abi dan umi sangat ingin melihat Sheva dan bang Fahrul mempunyai pasangan dan menggantikan umi dan abi untuk menjaga kalian. Tapi ini keputusan Sheva. Ini baru ta’aruf dan jika selama itu Sheva dan Fariz merasa cocok, Fariz akan segera mengkhitbah Sheva. Tapi jika kalian tidak merasa cocok, kalian bisa memutuskan ta’aruf kalian. Sekarang Sheva mau kan menjalani ta’aruf ini?”
![](https://img.wattpad.com/cover/164107221-288-k603339.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sheva & Aznan
Teen FictionJangan lupa voment! Aku adalah seorang murid pindahan dari pondok pesantren. Aku masih belum terbiasa berada di sekolah ku yang baru, yang tentunya jauh beda dari pondok pesantren ku dulu. Namun diam-diam, aku mengagumi seorang laki-laki yang mempu...