Kini aku sedang bersiap siap pergi kesebuah cafe yang terletak dikemang. Aku akan melakukan sesi pemoteretan disana.
Membawa beberapa tas yang masing masing fungsinya berbeda beda.
Aku melangkahkan kaki ku menuri tangga sambil memastikan apa semua barang telah tersedia atau belum, tanpa sadar aku hampir jatuh, untungnya ada tangan besar yang cekatan menahan badan ku agar tak jatuh.
Aku pikir itu supir pribadi papa.
"makasih ya pak jo--" ucapan ku terhenti ketika aku melihat siapa yang menolong ku.
Ia tersenyum manis.
"makasih" ucap ku sambil menegakan tubuh dan merapikan pakaian ku.
"syif" ucap papa yang baru saja datang, sepertinya ia baru saja dari dapur.
Aku mengangkat kedua alis ku, aku masih bete dengan papa.
"hariini kamu diantar rizky ya, mobil mu lagi dipake bang randi buat jemput mba dira" ucap papa membuat ku lagi lagi melebarkan mataku.
"paaaahh, kan aku udah bilang kalo aku mau make mobil dari jauh jauh hari, kok di salip bang randi sihh" ucap ku sambil memasang muka memelas, siapa tau saja papa menelfon bang randi dan mobil nya kembali.
"sekali sekali lah syif mobil kamu dipake abang, lagi kamu mobil dipake sendiri aja sih, kesian abang mu itu yang mau pake mobil" ucap papa kembali membuat ku bete.
"yaudah lah tau deh, aku mau berangkat sekarang gamau tau gimana caranya" aku menghentakan kaki, menandakan aku sangat kesal sekarang.
"kamu kode minta saya anterin ya? Saya bakal nganterin kamu tanpa perlu kamu minta" ucap rizky lalu tersenyum.
Dasar bulu! Bisa banget dia cari muka didepan papah ku!
"gaada yang kode!" ucap ku lalu mengecup tangan papah dan berjalan duluan menuju parkiran.
"ish, siapa sih nama nya. Gabisa cepatan dikit apa! Kan udah telat" dumel ku, tak sadar ternyata si kingkong sudah berada dibelakang ku.
"rizky namanya, nih udah kebuka kan?" ucap rizky sambil membuka kunci pintu mobil.
Aku meletakan barang barang ku dikursi belakang, lalu aku duduk samping barang barang ku.
"loh kok duduk dikursi belakang?" ucap rizky, sambil mengerutkan dahinya.
"suka suka! Mau nya duduk belakang" ucap ku sambil melirik pria menyebalkan didepan ku.
"yasudah, kalau ada apa apa sama kamu, saya ga tanggung jawab ya" ucap rizky dengan muka yang sangat menyebalkan.
"saya mau make up, bawa mobilnya pelan pelan" ucap ku judes lalu mengeluarkan alat alat make up ku.
Saat aku ingin memakai mascara, tiba tiba mobil yang ku tumpangi dan tentunya dikendarai oleh si kingkong berhenti mendadak, membuat mata ku sedikit kelilipan mascara.
"awww" ucap ku lalu memegang sebelah kelopak mataku, mataku jadi tak sanggup melihat kedepan.
"kamu ga apa apa?" ucap rizky tanpa dosa, ia melihat ku melalui kaca mobil didepannya.
"kamu sih! Sakit mata ku!" ucap ku lalu memukul punggung nya yang besarnya berlipat lipat dari tangan kecil ku.
"siapa suruh duduk belakang terus ga pake seatbelt?" ucap rizky lalu terkekeh pelan.
"seharusnya kamu hati hati dong!" ucap ku sambil memajukan mukaku yang menurutku cukup lah untuk berbuat sadis padanya.
"sekarang terserah kamu, mau duduk belakang tapi aku akan terus rem mendadak atau kau duduk depan tanpa perlu takut make up rusak" ucap rizky memberi pilihan padaku.
Aku memasang muka cemberut, bukan bukan, bukan cemberut itu muka ku sedang kesal!.
"kamu tuh ya--"
"apa? Sekarang kamu tinggal pilih."
Tanpa aba aba, aku harus merelakan untuk duduk didepan bersama si king kong demi tidak merusak make up ku.
"mobilnya berhenti dulu aku mau pindah!"
"syifa, ini tol, gaada tempat pemberhentian, kalo kita berhenti nanti kita ditangkep polisi"
"yakan kamu ini yang ditangkep, nanti aku bisa telfon papa dan minta buat jemput aku disini" ucap ku, sialnya membuat ia tertawa.
"pokoknya aku gamau berhentiin mobil nya"
"ish kamu tuh ya--"
"apa?"
"ihhh" aku menghentakan kaki ku lalu menaikannya satu.
Aku sekarang memakai dress pendek, jadi saat aku menaikan satu kaki ku, rok pendek ku sedikit naik keatas.
Rizky yang menyadari itu langsung menarik rok ku hingga selutut agar tidak kelihatan...(?)
"kamu pakai rok terlalu pendek syifa" ucap rizky membuat pipi ku merona.
"Biarin aja" ucap aku lalu membuang muka melanjutkan make upnya.
Rizky tertawa mendengar jawaban aku sambil menggeleng sedikit.
Aku meneruskan make upnya sambil bersenandung.
"make up nya jangan tebal tebal, aku tidak terlalu suka make up yang menipu" ucap rizky setelah melirik sedikit muka ku yang kini sudah setengah nya terpoles riasan.
"terus nanti kalau kamu nikah, kamu mau istri kamu mukanya kaya baru bangun tidur" ucap aku sambil memakai bedak.
"Wah kamu mikirnya udah kesana ya, padahal kita baru ketemu" ucap rizky sambil tersenyum malu malu.
"ha? Maksud kamu aku yang bakal jadi istri kamu?" ucap aku dengan muka yang menurut ku...ini menjijikan.
Rizky mengangguk. "iya"
"kamu pikir aku bakalan nerima perjodohan ini?"
Hening tak ada suara.
"aku pikir begitu"
Aku tersenyum licik, "jangan terlalu berharap"
Ku lihat rizky menelan ludahnya susah payah sambil tersenyum.
---
"turunin aku disini aja, tempat fotonya ada didepan sana" ucap ku lalu memakai tas ku.
"kamu perlu jalan lagi sedikit, mau aku bantu?" ucap rizky menawarkan bantuan padaku.
"ngga deh makasih, didepan sana ada pacarku yang lagi nunggu" ucap ku sambil menatap pria yang memakai jaket berwarna biru dongker.
"o-oke" ucap rizky lalu mengalihkan pandangannya kearah samping jendela.
"makasih" ucap ku lalu turun dari mobilnya.
Tak ada jawaban karena pria itu mungkin sudah sedikit kesal...(?)
Setelah sampai dihadapan faiz, keletakan tangan ku ditangannya, lalu melirik sedikit ke arah mobil rizky yang kini sudah sedikit jauh dari tempat ku berjalan sekarang.
Segera ku lepaskan tangan ku dari tangan faiz.
Lalu jalan lebih dulu darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM.
RomanceIni cerita tentang syifa, yang tak menyadari ada seseorang yang sangat mencintainya.