17.-akhir

15.3K 444 26
                                    

Matahari sudah mulai bersinar, tapi Syifa masih berbaring dikasurnya sambil menggerak-gerakan kakinya. Menurutnya, mungkin saja cara itu dapat membuat rasa sakit Syifa hilang sedikit demi sedikit. Syifa memejamkan matanya, sambil mengelus perutnya yang buncit, lalu ia melihat kearah jam dinding didepannya, masih pukul 12 siang. Suaminya, Rizky akan pulang pukul 3 sore nanti.

Sesekali, Syifa meminum segelas air mineral yang ia sediakan diatas nakas, ia juga berusaha menelfon Rizky, tapi hasil tak sesuai ekspektasinya. Biasanya Rizky akan mematikan ponselnya 2 jam sebelum penerbangan.

Syifa berusaha bangkit dari tidurnya, ia ingin jalan kekamar ibunya, meminta agar segera kerumah sakit.

Tapi badannya serasa tak kuat mengangkat kaki nya yang mulai sedikit membengkak, Syifa jatuh, ia juga melihat aliran air bersamaan dengan sedikit darah dari atas pahanya.

"MAMAAAAA"

Setelahnya, Syifa merasakan tubuhnya diangkat sang ayah, Syifa pingsan.

----

Rizky berlari sempoyongan kearah pintu putih didepannya, didepan sana sudah terdapat keluarganya, kedua ibunya yang menangis. "Assalamualaikum, ma" ucap Rizky membuat semua tatapan keluarganya menatapnya lega.

"Syifa...Syifa...ky..." ucap Mama Ika membuat Rizky segera merengkuh ibunya itu, Rizky menangis dipelukan ibunya.

"Kita doain yang terbaik ya, ma. Rizky tau Syifa kuat" hanya itu kalimat yang dapat Rizky ucapkan.

Setelah mendapat kabar bahwa istrinya itu akan segera melakukan operasi cesar, Rizky segera pergi kerumah sakit dari bandara, yang jaraknya lumayan jauh.

Kiranya, Rizky dan keluarga menunggu operasi selama1 jam 30 menit. Penampilan Rizky kini sudah jauh dari kata rapi, seragam pilot yang biasa ia kenakan, kini kancingnya ia buka 2 teratas, rambut yang biasa ia pakaikan gel agar rapi, kini sudah berantakan, matanya sembab, hidung dan bawah matanya memerah, keringat bekas ia berlari tadi masih tersisa, dan jangan lupakan air mata yang terus mengalir tanpa henti.

Kini Rizky memandangi perempuan yang sangat ia cintai, matanya terpejam, bibirnya pucat, rambut yang biasanya ditutupi hijab kini berlumuran keringat. Ya, Syifanya masih belum sadar pasca operasi tadi.

Mungkin, Syifa sangat kelelahan.

"permisi, pak. Dede bayi nya sudah siap dia azankan" ucap suster membuat lamunan Rizky terhenti. Ia menganggu dan berjalan menuju putri cantiknya itu.

Rizky tak kuasa menahan tangis nya ketika ada manusia kecil yang kini sedang tertidur nyaman dipelukannya. Nayara, mirip sekali dengan ibunya.

"Ayah sayang sekali sama kamu, Nayara. Permata ayah."

---

Rizky memegang tangan Syifa, wanita itu masih dalam tidurnya, ia sangat kelelahan sepertinya. Sesekali, Rizky mencium tangan dan pipi istrinya itu.

"aku cinta banget sama kamu" Rizky selalu membisikan kata-kata itu ketika mengingat beberapa jam lalu istrinya telah berhasil membawa Nayara ke dunia.

"ayo bangun sayang..." ucap Rizky ketika melihat kelopak mata Syifa terbuka. Syifa melihat kelangit langit kamarnya, ia terkejut. Terakhir ia sadar, ia sangat ingat betul kalau ia berada disebuah ruangan dengan beberapa ibu yang akan melahirkan juga. Tapi...ia bingung kenapa sekarang ia sudah berada diruang putih, bersama dengan suaminya yang kini ikut terkejut karena melihat Syifa bangun.

DREAM.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang