3

16.9K 645 7
                                    

Aku memasang muka malas ketika si kingkong itu datang lagi kerumah ku saat aku baru saja selesai bersih bersih setelah pulang pemotretan tadi.

Ia kini duduk disamping ku, yang ia lakukan tak lain tak bukan adalah menatap ku. Iya, dia terus memperhatikan ku sedari aku duduk disini.

"muka mu kesal aja tapi masih cantik ya" ucap rizky lalu tersenyum.

Sejujurnya aku terkejut, aku malu. Dengan segera aku memegang kedua pipi ku karena ia mulai memanas saat rizky bilang seperti itu beberapa detik lalu.

"kamu ngapain sih kesini?" ucap ku yang sudah mulai jengah dengan kehadiran rizky.

"mau ngapelin calon istri" ucapnya yang kini membuatku diam seribu kata.

"kamu pikir--" aku belum selesai bicara tapi si bulu itu sudah menyeka ucapan ku dengan kata katanya.

"Kamu bakalan batalin perjodohan ini maksud kamu gitu?"

"iyalah! Aku gamau nikah sama kamu!"

"bilangnya belum mau menikah dengan mu dong, jangan gamau"

"yatapi aku gamau menikah dengan kamu" ucap ku lalu menatap mata coklat milik rizky.

"jangan paksa aku" ucap aku dengan nada yang sangat pelan, iya aku mau menangis sekarang. Bibir ku sudah bergetar dan bawah mata ku sudah memerah.

"siapa yang paksa kamu? Aku bakalan nunggu sampe kamu bener bener bilang ke aku kalau kamu menikah dengan ku" ucap rizky sambil memegang dadanya.

Aku menatap terus mata rizky, mata yang menyejukan dan memberi tatapan bahwa ia serius dengan ku.

"aku cuma mau kamu nerima adanya aku aja kok, masalah kamu mau nikah atau ngga sama aku. Kita kesampingkan dulu" aku masih menatap mata rizky.

"aku punya pacar" ucap ku sambil mengerutkan dahi ku.

"kalau begitu, kamu papa kasih waktu untuk ngenalin pacar kamu, lusa papa ada tugas luar kota buat seminggu, jadi sebelum itu kamu harus udah ngenalin pacar kamu" ucap papa yang entah darimana tiba tiba sudah berada disamping ku.

Ku lirik rizky yang kini mulai menampilkan senyum licik.

Dasar king kong.

Sejujurnya, aku tidak mempunyai pacar. Itu salah satu trik aku untuk menolak perjodohan ini.

Setelah papa pergi ke kamar dan sisa aku dengan si bulu ini, aku meliriknya sadis dia hanya tersenyum manis sambil memandangi wajah ku.

Aku segera bangkit dari kursi dan berjalan menuju teras belakang, sebelum aku jalan rizky sempat bertanya aku ingin kemana, tapi kalian tau jawaban ku apa?

"terserah kek mau kemana, aku udah besar"

Di teras belakang rumah ku, aku memutuskan untuk menelfon faiz, salah satu sahabat ku yang papa tak kenal.

"lo harus bantuin gue iz, sahabat lo yang paling cantik ini lagi dalam musibah"

"iya terus bantu apa? Lo nih bertele tele"

"gue mau dijodohin faiz!"

Yang ku dengar adalah suara ketawa faiz dari ujung sana, sungguh aku akan mengulek faiz jika bertemu nanti.

"lo kalo mau bercanda ga kaya gini cip caranya"

Masih terdengar ketawa faiz dari sini, sungguh itu menyebalkan.

"gue serius faiz!"

"yaudah yaudah, mau minta bantuan apa nyonya?"

"gue dikasih waktu sampe lusa buat ngenalin pacar gue ke papa mama, tapi karena gue gapunya pacar dan lo sahabat gue satu satunya, gue minta lo buat jadi pacar pura pura gue"

DREAM.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang