9

12.7K 564 30
                                    

entah aku harus bersyukur atau tidak untuk memiliki calon suami seperti rizky. rasanya aku tidak cukup percaya diri untuk berdampingan dengannya. apalagi setelah aku melihat vera kemarin siang.

hariini rizky akan mengajak ku ke tempat reuni teman temannya waktu sma, katanya reuni ini dilaksanakan dibarengi dengan kepulangan rizky. aku menatap pria yang kini disamping ku terheran heran. mungkin rizky risih dengan tatapan ku ini, ia menoleh kearah ku sambil mengangkat sebelah alisnya.

"kenapa?" ucap nya yang mungkin sudah mulai semakin risih. aku menghela nafas dan menggelengkan kepala ku. setelahnya, aku mengambil posisi merebahkan badan ku. perjalannya cukup panjang katanya, jadi aku memilih untuk tidur sebentar karena semalam aku tidur larut malam.

---

Kini aku dan rizky sudah sampai disatu gedung ternama dijakarta, sejak turun dari mobil rizky terus saja menggenggam tangan ku.

Sampai kini, kita berjalan cepat menuju salah satu ruangan yang dari depan pintunya saja sudah didekorasi.

Ada banner besar bertuliskan reuni sma berwarna abu abu.

Rizky memelankan langkah kakinya, jauh lebih lambat dari sembelumnya. "pastikan kamu senyum terus ya syif" ucap nya dikuping ku pas. Sejujurnya aku suka tempat seperti ini, banyak musik.

"wei! Rizky nazar! Gila lo udah lama gaketemu ya kita?" ucap pria yang tingginya setara dengan rizky.

Ku lihat rizky tersenyum, ia melepaskan genggaman tangannya.

"baik alhamdulillah, gimana gimana nih gila pengantin baru" goda rizky membuat pria itu dan pasangannya tersipu malu.

"oiya bro, kenalin ini syifa" ucap rizky memperkenal kan ku kepada mereka. Aku pastikan aku sudah tersenyum sebelumnya "insya allah 2 bulan lagi kita menikah, doain ya" lanjut rizky, ku lihat dua orang itu mengerutkan kedua alisnya, "cut syifa? Model itu kan?" ucap perempuan yang ku duga itu adalah istri dari temannya rizky.

Aku melunturkan senyum ku, menggaruk kepala ku bagian belakang. Dan mengangguk. "senang bisa ketemu kamu, syifa" ucap ku memperkenalkan diri, aku mengulurkan tangan dan ia membalasnya.

Aku diajak berfoto oleh perempuan yang ku duga namanya indah. Ku lihat ia juga seperti kesenangan bertemu dengan ku.

Aku dan rizky kembali berjalan, bertemu dengan teman teman rizky dan lagi lagi aku diperkenalkan kepada mereka. Sebagai calon istrinya.

"loh ky? Ganti lagi ceweknya? Reuni berapa bulan lalu bukannya si...ve...vero? Eh? Iya gasih?" ucap salah satu pria membuat ku menelan ludah ku sendiri, aku ingin memakan pria itu sekarang.

"vera dit" ucap rizky membuat ku menoleh kearahnya, sungguh rasanya aku ingin melepas hak yang ku pakai sekarang dan memukul wajahnya.

---

aku melepas hak tinggi ku ketika keluar dari ruangan, berjalan sembarangan sambil menghentakkan kaki ku. masa bodo dengan orang orang yang kini menatap ku heran. ku fikir rizky akan menutup muka nya ketika aku melakukan tingkah ini, tapi tidak. ia mempercepat jalannya mensejajarkan langkahnya dengan langkah ku. saat badannya sudah sejajar denga tubuhku, ia menarik tubuhku kedalam pelukannya. sungguh, sekarang aku mulai memperlambat langkah ku karena aku terkejut. tapi tetap saja, aku kesal karena setiap bertemu dengan teman teman rizky, mereka selalu bertanya "kemana vera? kok ceweknya ganti?"

DREAM.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang