Banyak yang minta My Baby dulu sih untuk di-up. Tapi karena aku ingin nulis yang ringan-ringan dulu, aku up cerita ini dulu ya. Lagipula ini waktunya sebelum mereka berangkat ke Bandung. Sementara di My Baby ntar ada part pernikahan di Bandung, Rayga serta Diandra datang ke sana.
Vote ya. Pingin vote-nya mencapai minimal 800an, lebih banyak lebih bagus lagi. Kemarin vote-nya 600an. Makasih untuk supportnya.
Diandra menyiapkan sarapan untuk putri kecilnya. Dia memang memiliki seorang asisten, tapi urusan sarapan putrinya, dia memasaknya sendiri. Sembari menunggu Alea menyelesaikan sarapannya, Diandra menyiapkan bekal untuk putrinya.
“Mama bawain aku bekal apa?” Alea melirik sang mama.
“Mama bikinin sandwich. Dihabiskan ya bekalnya,” balas Diandra dengan senyum khasnya.
Alea mengangguk, “Thank you, Mom.”
Diandra bersyukur, putrinya termasuk mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal dan sekolah barunya. Untungnya selama tinggal di Australia, Diandra selalu membiasakannya berkomunikasi dengan bahasa Indonesia saat berada di rumah, jadi Alea tetap bisa berbahasa Indonesia.
Seusai sarapan, Diandra mengantar Alea ke sekolah. Gadis kecil berusia lima tahun itu terlihat antusias sepanjang jalan. Setiap hari dia berceloteh tentang teman-temannya, gurunya, serta materi yang ia pelajari. Alea memang tipikal anak yang supel, ceria, dan mudah bergaul.
Setelah mengantar putrinya, Diandra melajukan mobil menuju butik. Butik yang sempat dikelola kerabatnya saat ia tinggal di Australia itu menjual baju, sepatu, dan tas branded berharga mahal maupun merk-merk lain yang harganya terjangkau. Sejak SMA, Diandra memang menyukai dunia fashion, bahkan hingga kini penampilan Diandra selalu terlihat modis dan fashionable.
Setiba di butik, Diandra menaiki tangga menuju ruang pribadi. Tiga orang karyawatinya sudah datang dan sedang merapikan baju-baju yang dipajang. Selain menjual secara offline, Diandra juga memasarkan produknya secara online.
Diandra melangkah ke lantai atas. Ada dua ruangan di atas, satu ruang pribadi, satu ruang untuk konsultasi. Dia tak bisa meninggalkan pekerjaannya sebagai psikolog meski penghasilannya sudah sangat mencukupi dari bisnis fashion-nya.
Diandra duduk di ruang pribadinya, membuka laptop dan berselancar di website butiknya. Ia mengecek jumlah orderan yang masuk. Sesaat smartphone-nya berbunyi. Satu pesan whatsapp datang dari Aldebaran. Membaca namanya saja sudah terbitkan perasaan tak menentu. Rasa benci, marah, kesal, dan jijik masih saja mengacaukan pikirannya. Ia berusaha untuk menepis dan berdamai dengan masa lalu, tapi ternyata tak semudah itu.
Di, hari ini aku ingin ngajak Alea jalan-jalan. Sebentar lagi aku balik ke Australia. Gimana kalau aku jemput dia di sekolah?
Diandra kehilangan mood untuk membalasnya. Rasa sakit masih saja menjalar, seakan melumpuhkan setiap persendian yang ada. Sering ia bertanya, sampai batas waktu kapan seseorang bisa dikatakan bisa benar-benar move on dari masa lalu?
Diandra mengalihkan pikirannya yang sempat carut-marut dengan membuka instagram. Mungkin dengan membaca postingan teman-temannya, hatinya sedikit terhibur. Ada satu permintaan pertemanan dari Aldebaran. Mereka memang sudah lama saling unfollow di akun media sosial. Sejak bercerai, Diandra mengatur akunnya menjadi akun private. Diandra mengabaikan permintaan pertemanan dari mantan suaminya. Ia cukup tergoda untuk stalking sejenak akun instagram Aldebaran yang di-set publik.
Ia dikejutkan dengan postingan Aldebaran yang mengunggah foto Disha, mantan sahabatnya yang telah tega mengkhianatinya. Ia baca caption pada postingan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong, I'm in Love (Completed)
RomantikPart masih lengkap. Disarankan membaca My Baby, My Strength dan Dear Pak Dosen terlebih dahulu. Trauma dikhianati membuat single parent bernama Diandra Shara enggan membuka hati untuk cinta yang baru. Perselingkuhan Aldebaran, mantan suaminya dan sa...