7. Ketemu Camer dan Rival

21.2K 2.7K 271
                                    

Vote sebelum baca. Ramaikan dengan comment. Maaf ya aku belum sempat balas2 comment di cerita ini atau yg lain, soalnya aku ngejar target biar bisa up semua cerita. Balas commentnya ntar aja kalau udah di-up semua. Habis ini mau ngetik My Dad, My Hero.

Rayga menutup tubuhnya dengan selimut. Tubuhnya terasa menggigil. Dia bersyukur panas tubuhnya turun setelah minum obat penurun panas. Hari ini dia izin tidak berangkat ke kampus.

Suara kran air dari dapur menggema hingga sudut kamarnya. Wanita paruh baya yang bekerja part time untuk membantu membereskan rumah itu tengah mencuci piring dan peralatan makan lain yang belum sempat dicuci Rayga. Ia datang tiga kali seminggu, berangkat jam tujuh pagi dan akan pulang jika pekerjaannya telah selesai.

Rayga mulai bosan. Sejak bangun Subuh tadi, Diandra belum mengirim satupun pesan whatsapp. Sejenak ia bertanya, apa dia benar-benar punya pacar? Kenapa Diandra tak pernah berinisiatif menghubunginya lebih dulu? Apa memang perempuan itu gengsinya selalu selangit melejit dan membuat para cowok frustrasi menjerit? Ah, lagi-lagi Rayga gregetan dibuatnya. Ingin ia beri tahu Diandra bahwa saat ini dirinya tengah sakit. Ia ingin tahu reaksinya. Namun ia bingung, bagaimana harus memberi tahu? Sementara dari Subuh, Diandra tak menyapanya. Padahal saat Rayga membuka whatsapp ia selalu mengecek percakapannya yang terakhir dengan Diandra di chat. Di bawah nama "Sayangku Di" tertera keterangan kapan wanita pujaannya ini terakhir online. Lagi-lagi ia mencelos. Diandra tak menyempatkan waktu untuk sekedar say hello.

Karena tak tahan, Rayga mengirim pesan whatsapp untuk Diandra. Ia hanya mengirim smiley kiss. Tak peduli Diandra mungkin akan kesal karena diberi kiss lewat layar. Yang pasti ciuman dengan Diandra itu selalu saja terbayang di benak Rayga. Sentuhan lembut bibir Diandra yang kenyal, lumatannya, pagutannya, dibarengi desahan napas Diandra kala berciuman membuat otak mesum Rayga berkelana ke mana-mana, membayangkan jika mereka melakukan lebih dari ciuman. Sesaat ia menyadari, ia tengah sakit dan harusnya bisa bersikap lebih kalem. Bagaimana jika Allah marah karena ia berfantasi nakal lalu menambah rasa sakitnya? Rayga beristighfar berkali-kali. Derita mantan jomblo karatan itu seperti ini. Hanya berfantasi pun sudah merasa berdosa.

Sesaat kemudian datang balasan dari Diandra.

Ada apa, Ray?

Rayga bisa bernapas lega. Diandra tak marah padanya meski ia memberi kiss lewat chat.

Kamu lagi di mana, sayang?

Rayga tak sabar menunggu balasan Diandra.

Aku baru sampai di butik.

Rayga membalas kembali pesan dari Diandra.

Oh.. Selamat bekerja ya...

Diandra mengirim balasan kembali.

Kamu nggak ke kampus?

Segaris senyum lebar melengkung di bibirnya. Akhirnya ada celah untuknya memberi tahu pada kekasihnya bahwa ia sedang sakit.

Aku nggak berangkat ke kampus.

Diandra membalas lagi.

Kenapa?

Rayga mengirim balasan.

Sakit...

Rayga kaget saat nada dering panggilan video call dari Diandra mengagetkannya. Sejenak ia bercermin, memastikan rambutnya masih rapi dan wajahnya masih terlihat ganteng kendati tengah sakit begini. Rayga menggeser layarnya. Wajah cantik Diandra menghiasi layar smartphone-nya.

"Assalamu'alaikum." Sapa Diandra.

"Wa'alaikumussalam, sayang," balas Rayga dengan senyum manisnya.

Brondong, I'm in Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang