Aku up brondong dulu ya, yg ringan. Setelah ini aku ngetik my baby. Semalam mau ngetik tapi ketiduran ngelonin bocah hehe.
Jangan lupa vomentnya 😊
Diandra memijit pelipisnya. Sedari tadi ia mencoba berkonsentrasi menyelesaikan pekerjaannya, tapi yang ada fokusnya berantakan dan melalangbuana memikirkan pertengkarannya dengan Rayga tadi siang.
“Mama...” Alea memasuki kamar Diandra sambil menenteng boneka Panda kesukaannya.
Diandra menyipitkan matanya, “Lho Alea belum tidur? Tadi mama udah bacain cerita, kan? Apa minta dikelonin?” senyum terulas dari kedua sudut bibir Diandra.
“Alea kebangun. Kelonin ya Ma, sambil ditepuk-tepuk.” Alea merajuk manja.
“Okay, mama kelonin.” Diandra mematikan laptopnya lalu menuntun Alea menuju kamarnya.
Diandra mengeloni sang putri sambil menepuk-nepuk lengannya lembut. Saat mengeloni anaknya pun Diandra masih memikirkan kejadian tadi siang. Dia tahu, mungkin sikap marahnya telah menyakiti Rayga. Ia menduga Rayga marah padanya karena itu hingga detik ini dia belum menghubunginya. Sejenak dia merutuki diri sendiri kenapa dia jadi galau begini. Bagaimana bisa hatinya porak poranda karena dibuat baper oleh seorang brondong.
Setelah Alea terlelap, Diandra kembali ke kamarnya. Manik beningnya menangkap pantulan gambar dalam pigura. Diandra mengambil pigura itu dan memperhatikan fotonya dan Alea bersama bapak ibunya. Orang tuanya kecewa karena dia memutuskan bercerai dengan Aldebaran. Namun mereka menyerahkan keputusan itu sepenuhnya pada putrinya, karena bagi mereka, kebahagiaan putrinya adalah yang terbaik.
Saat Diandra sedang terpuruk-puruknya, bapak ibunya menjadi dua orang yang begitu mendukung dan menenangkannya. Ia merasa bersalah karena tak mampu menjaga keutuhan rumah tangga. Terlebih lagi pada Alea. Setiap melihat mata bening sang putri atau mendengar celotehnya yang kangen bertemu papanya atau menggerutu, ‘Mama kok kita nggak pernah pergi bareng-bareng papa lagi? Nggak kayak teman yang lain, mereka suka pergi bareng papa mamanya’. Selalu ada rasa perih dari luka yang masih basah setiap kali menyadari kegagalannya dalam memberikan potret keluarga yang utuh dan sempurna untuk Alea. Ia tahu, perceraian orang tua dapat meninggalkan trauma di hati anak atau mempengaruhi kondisi psikis sang anak. Namun di sisi lain, hubungan yang tak harmonis antar suami istri yang terus-menerus menggerogoti pernikahan yang masih dipertahankan juga sama-sama memberikan pengaruh pada kondisi psikis sang anak. Karena itu, ia mantap bercerai. Toh Aldebaran lebih memilih pelakor itu. Ia tak bisa menerima kembali cinta yang pernah mengkhianati.
Diliriknya smartphone itu di nakas. Tak ada pesan whatsapp atau panggilan telepon dari Rayga. Entah kenapa ia ingin membuka akun instagramnya dan melihat postingan terbaru Rayga. Saat ia menjelajah di instagram laki-laki itu, Diandra melihat foto benang kusut di postingan terbarunya. Ia membaca caption itu baik-baik.
Perempuan itu terkadang seperti benang kusut, sulit dimengerti dan rumit.
Diandra terbelalak. Jelas sekali postingan ini ditujukan untuk menyindirnya. Ingin ia mengomentari postingan itu tapi ia tahan. Dia tak mau menyapanya lebih dulu kendati ia gregetan karena Rayga tak menghubunginya. Terkadang rasa trauma akan pengkhianatan yang membuatnya bersikap apatis dan tak mau begitu saja menyerahkan hatinya pada seseorang. Ia takut kembali dikhianati. Ia takut sakit hati kembali. Ia rasa, ia perlu memberikan proteksi lebih pada hatinya agar tidak terluka lagi.
Ia sedikit kesal saat membaca komentar dari para follower Rayga.
Niacute saya insya Allah bisa dimengerti. Nggak rumit kok memahami saya, cukup buka hati kamu aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong, I'm in Love (Completed)
RomancePart masih lengkap. Disarankan membaca My Baby, My Strength dan Dear Pak Dosen terlebih dahulu. Trauma dikhianati membuat single parent bernama Diandra Shara enggan membuka hati untuk cinta yang baru. Perselingkuhan Aldebaran, mantan suaminya dan sa...