Tok... Tok... Tok...
Kedua gadis penyuka tidur itu terganggu kenikmatannya karna suara orang mengetuk pintu kamar mereka.
"JANGAN MEMBANGUNKAN MACAN YANG SEDANG TIDUR!" teriak Ara yang masih enggan bangun.
"SIAPA, SIH? GAK TAU CECAN DUAAN INI LAGI ENAK TIDUR APA, YA?!" sahut Hilda.
"Busett!! Cewe-cewe kebo amat lu pada!! Sarapan dulu kali." sahut Malik di luar kamar kedua gadis itu.
Tak ada jawaban apapun dari mereka, membuat Malik dan Putra terpaksa memasuki kamar mereka.
Malik menggoyangkan bahu Ara sedangkan Putra menggoyangkan bahu Hilda.
Awalnya mereka hanya menggoyangkan kedua bahu gadis itu dengan pelan, namun karna mereka hanya mendengkur keras membuat kedua lelaki itu terpaksa mengguncang bahu mereka kencang.
"Yang bangunin gue, nanti gue cekek!" ucap Ara tajam namun masuh menutup matanya.
"Lo nyekek gue, gue nyekrek elu!" sahut Malik.
"Bodo, paling memori lu abis. Nyekrek-nyekrek gue." ucap Ara masih enggan bangun.
Malik dan Putra yang sudah kesal pun menarik kedua tangan Ara dan Hilda membuat kedua gadis itu secara otomatis duduk di kasurnya.
"Buru mandi! Abis itu makan! Jorok amat, sih, kalian." kesal Putra.
"Kita itu gak jorok, cuma males bangun aja. Beda kali jorok sama pemalas itu." kesal Hilda.
Akhirnya kedua lelaki jtu pasrah, membangunkan mereka. Malik dan Putra pun berjalan keluar kamar kedua gadis itu, membiarkan mereka tertidur lagi.
----
Hari ini mereka sedang berada di pantai menantikan sunset yang indah bersama-sama.
Saat matahari mulai terbenam semua orang yang ada di sana berdecak kagum, dan tak henti hentinya bersyukur karna bisa melihat fenomena yang sangat indah.
Ara tengah berfoto bersama dengan teman-temannya, dan beberapa adek kelasnya.
Selagi matahari masih terbenam, banyak sekali orang orang yang mempotret sunset tersebut termasuk Ara dan Malik, mereka berfoto bersama yang difotoi oleh Agatha.
Cekrek!
"Hwaaa! Gamau, guanya keliatan tembem banget." protes Ara.
Cekrek!
"Hwaaa! Gamau, guanya keliatan pendek banget, badan lu turunin dikit napa, Mal." protes Ara lagi.
Cekrek!
"Hwaaa! Gamau gua nya belom siap." protes Ara lagi, lagi, dan lagi.
Cekrek!
"Hwaaa! Gamau gua nya keliatan kurus banget kaya tiang." protes Ara sudah kesekian kalinya.
"Lo ribet banget sih! Udah ini bagus semua, emang lu pendek, emang kurus, emang tembem. Terima aja kali, mau diulang berapa kali ya hasilnya tetep gitu-gitu aja." Ucap Malik gemas dengan tingkah konyol sahabatnya. Hm, sahabat, kah?

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
De TodoCopyright©2018 by Sabiimh Plagiat dilarang mendekat!! No copy my story!! Cape mikirnya. [Ini cerita pertamaku yang dibuat pada saat aku masih pemula, amatiran. Jadi mohon maaf karna banyak typo, dan alur suka gak jelas] **** Nama wanita itu, Ara, Ar...